TANGERANG, KOMPAS.com - Sidang keenam kasus kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang batal digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (15/3/2022).
Kasi Pidana Umum Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang Dapot Dariarma berujar, sidang kali ini seharusnya beragendakan pemeriksaan saksi ahli.
Namun, saksi ahli tersebut berhalangan hadir, sehingga agenda sidang Selasa ini dibatalkan.
"Saksi ahlinya sudah dipanggil, tapi tidak hadir di persidangan," ungkapnya, melalui pesan singkat, Selasa.
Baca juga: Tersangka Teroris di Tangerang Telah Bekerja di Dinas Pertanian Selama 10 Tahun
Saksi yang seharusnya menghadiri agenda sidang hari ini adalah ahli kebakaran.
"Saksi yang dipanggil itu ahli kebakaran," tutur dia.
Sebagaimana diketahui, ada empat terdakwa dalam kasus kebakaran tersebut.
Keempatnya merupakan pegawai Lapas Kelas I Tangerang bernama Suparto, Rusmanto, Yoga Wido Nugroho, dan Panahatan Butar Butar.
Untuk diketahui, sidang kedua sampai kelima beragendakan pemeriksaan saksi.
Baca juga: Anak Buahnya Jadi Tersangka Teroris, Kadis Pertanian Tangerang: Ini Orang Perangainya Baik
Sejumlah orang dari berbagai instansi telah memberikan kesaksiannya selama rangkaian sidang tersebut.
Beberapa pihak, seperti Eks Kepala Lapas Kelas I Tangerang Victor Teguh, anggota kepolisian, anggota BPBD, anggota PLN, hingga narapidana di lapas tersebut, dihadirkan sebagai saksi.
Beberapa fakta persidangan yang terungkap dalam sidang adalah dugaan praktik jual beli kamar hunian di Lapas Kelas I Tangerang, narapidana yang disebut kerap mencuri daya listrik, serta jaringan listrik yang tak pernah dicek.
Kemudian, jaringan listrik juga disebut tak pernah diganti, narapidana tahanan pendamping (tamping) diduga mendapat perlakuan khusus, dan lain sebagainya.
Sementara itu, sidang pertama yang beragendakan pembacaan dakwaan telah digelar di PN Tangerang pada 25 Januari 2022.
Suparto, Rusmanto, dan Yoda didakwa Pasal 359 KUHP. Sementara itu, Panahatan didakwa Pasal 188 KUHP.
Berdasar dua pasal KUHP yang berbeda itu, keempat terdakwa terancam hukuman penjara yang sama, yakni pidana penjara paling lama 5 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.