JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pendapatan tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta berkurang Rp 14 miliar jika menerapkan tarif integrasi transportasi umum.
Tiga BUMD tersebut yakni PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT MRT Jakarta, dan PT LRT Jakarta.
Namun, kerugian tersebut dinilai cukup kecil jika dibandingkan dengan subsidi PSO (Publik Service Obligation) transportasi yang dikucurkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Baca juga: BUMD DKI Jakarta Berencana Ekspor Beras ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab
"PSO yang sekarang mampu meng-cover pengaruh dari (penerapan tarif) integrasi," kata Syafrin saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (16/3/2022).
Syafrin memaparkan data simulasi dampak tarif integrasi bila diterapkan dalam tiga tahun terakhir.
Ketika tarif terintegrasi belum diterapkan, ketiga perusahaan pelat merah DKI Jakarta itu mampu mengeruk keuntungan Rp 859 miliar.
Dari simulasi, bila diterapkan tarif terintegrasi, pendapatan mereka akan minus Rp 14 miliar.
Tahun 2020, tiga BUMD DKI tersebut mencatat keuntungan Rp 380 miliar, tetapi bila menerapkan tarif terintegrasi akan merugi Rp 6 miliar.
Tahun lalu, MRT, LRT dan Transjakarta membukukan keuntungan dari tiket sebesar Rp 292 miliar. Bila menerapkan tarif terintegrasi pendapatan mereka akan mencatat minus Rp 4 miliar.
Baca juga: Tarif Integrasi Transportasi Umum di Jakarta Akan Diputuskan Bulan Ini
Syafrin mengatakan, kerugian tersebut bisa diatasi mengingat subsidi PSO untuk transportasi di Jakarta jauh lebih tinggi daripada kerugian yang didapat.
"Tahun 2021 kemarin, yang sudah direalisasikan (subsidi PSO) ini total Rp 3,8 triliun," kata Syafrin.
Syafrin juga mencatat sisi positif dari integrasi tarif akan meningkatkan jumlah penumpang sebesar 0,1 persen apabila segera diterapkan.
Dengan kenaikan jumlah penumpang, maka kerugian yang dialami saat ini akan terus berkurang dan bergerak ke angka positif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.