Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Memadainya Sistem Sanitasi di Kampung Cirompang Tangsel, Dulu Pakai Jamban Apung, Kini WC Tanpa Septic Tank

Kompas.com - 17/03/2022, 11:12 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Masih banyak warga Tangerang Selatan yang menggunakan jamban apung. Hal itu diungkapkan Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.

Ia menyebutkan, ada sekitar 1.700 kepala keluarga (KK) yang memiliki sanitasi pembuangan air tak layak.

Dari tujuh kecamatan di Tangerang Selatan, lokasi dengan warga terbanyak yang masih menggunakan jamban "helikopter" yaitu Kecamatan Setu, yakni sekitar 420 KK.

Baca juga: Jamban Helikopter Masih Digunakan Warga Kampung Cirompang Tangerang Selatan

Di Kecamatan Setu, warga yang masih menggunakan jamban apung yakni warga Kampung Cirompang.

Berikut fakta-fakta mengenai jamban apung di Kampung Cirompang:

Ada satu jamban apung yang masih digunakan warga

Beberapa warga Kampung Cirompang masih menggunakan jamban apung di saat mendesak.

Salah seorang warga, Haerudin (58), mengatakan, masih ada satu jamban "helikopter' yang tersisa di RT 002 RW 003 Kampung Cirompang, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.

Haerudin menuturkan, jamban tersebut sudah ada di permukimannya sejak 1993.

"Awalnya tahun 1993 kan dulu ada empat jamban, karena belum pada punya sanitasi. Seiring perkembangan zaman terkikis hingga tersisa satu," ujar Haerudin saat ditemui, Rabu (16/3/2022).

"Dan itu pun jarang digunakan, paling pas kepepet saja. Sekarang warga hampir punya semua (jamban)," lanjut dia.

Baca juga: Sistem Sanitasi Tak Memadai, Warga Kampung Cirompang Tangsel Punya WC Tanpa Septic Tank

Haerudin menuturkan, dahulu warga sering menggunakan jamban "helikopter" karena tak ada WC

Kini, warga sudah punya WC atau toilet. Jamban apung biasanya hanya digunakan warga pada malam hari.

"Itu juga paling dipakai malam, malas ke WC, sambil nyantai merokok. Kalau siang kan enggak enak dilihat," kata Haerudin.

Beberapa warga punya WC tanpa septic tank

Beberapa warga kampung Cirompang sudah beralih menggunakan kamar mandi atau WC pribadi.

Namun, permasalahan berikutnya yaitu WC tersebut tidak dilengkapi septic tank.

Akibatnya, kotoran langsung disalurkan ke empang ataupun selokan yang bermuara ke sungai dan kemudian laut.

"Dulu pakai jamban 'helikopter' karena enggak punya WC. Sekarang sudah buang air di WC rumah, tapi enggak punya septic tank. Jadi buang kotorannya ke empang," ujar warga bernama Nuah (38) saat ditemui, Rabu.

Baca juga: Berbagai Sebutan Unik Jamban Apung, dari Helikopter, Becak, hingga Telepon Umum

Menurut Nuah, ada beberapa warga lain yang juga menerapkan cara serupa. Nuah mengaku tidak memiliki sistem sanitasi yang layak karena terkendala biaya.

"Sebenarnya kalau ada yang gerakin, misalnya gratis dari pemerintah, ya mau banget. Sekarang langsung saja dibongkar (salurannya) dibikin septic tank," lanjutnya.

Haerudin juga memiliki kamar mandi sendiri di rumahnya. Saluran pembuang kotorannya tidak dialirkan ke empang, melainkan ke selokan.

"Saya sanitasinya langsung ke selokan ngalir, enggak ada septic tank," ucap Haerudin.

Ia mengaku tidak memiliki septic tank karena terkendala biaya.

"Butuh berapa juta itu kan. Saya sih mikirnya gini, kalau ada yang gratis kenapa harus nyari yang mahal. Enggak mampu, mungkin ya," tutur Haerudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com