Senada dengan Jehan, Titin (32), warga Jakarta Selatan, juga mempertanyakan stok minyak goreng kembali melimpah saat harga naik.
Titin menilai, fenomena tersebut menunjukkan bahwa ada pihak yang selama ini sengaja menimbun minyak goreng hingga menimbulkan kelangkaan.
"Jadi ini kayaknya memang ditunggu-tunggu supaya harganya naik dulu, baru dikeluarin semua," kata Titin.
Baca juga: Saat Pengusaha Kecil Dibuat Pusing Masalah Minyak Goreng...
Titin pun menilai, kembali melimpahnya stok minyak goreng di pasaran saat ini membuktikan bahwa warga tidak menimbun minyak goreng.
Hal ini disampaikan Titin menanggapi pernyataan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya menuding warga menimbun minyak goreng di dapur.
"Jadi ini terbukti kan bukan emak-emak yang menimbun ya," ucap Titin.
Belakangan, Menteri Perdagangan M Lutfi mengakui bahwa langka dan mahalnya minyak goreng disebabkan oleh mafia yang bermain.
Jadi, bukan karena ditimbun emak-emak seperti kecurigaan anak buahnya. Lutfi menyebutkan, para mafia itu menyelundupkan minyak goreng sampai ke luar negeri.
Lutfi pun menyampaikan permohonan maaf karena tidak mampu menormalisasi harga minyak goreng.
"Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ujar Lutfi.
Meski harga minyak goreng melonjak, warga tidak punya pilihan selain membeli kebutuhan pokok tersebut.
Ibu rumah tangga bernama Nuri (47) akhirnya memilih untuk membeli minyak goreng dengan merek yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya karena harganya lebih murah.
"Baru, baru hari ini (tahu). Karena saya butuh, makanya saya beli," kata Nuri.
Warga lainnya, Umi (48), juga terpaksa membeli minyak goreng di salah satu minimarket di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, meski harganya meningkat drastis.
Minyak goreng yang sebelumnya dijual seharga Rp 14.000 per liter sesuai HET, kini mencapai Rp 24.000.