"Mereka ini hanya mengasuh anak-anak, bukan mengerjakan pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah tangga semua saya yang kerjakan. Mereka saya gaji, tinggal di situ, semua kebutuhan mereka ditanggung juga," keluh dia.
BF mengatakan mempekerjakan keduanya melalui sebuah jasa penyalur yang dikenalkan saudaranya.
BF mengatakan, kedua pelaku melakukan tindakan kasar tersebut saat dia tidak berada di sekitar, seperti saat membawa anak-anak makan di luar rumah atau saat dia sedang pergi.
"Mereka ini mengakui bahwa kekerasan itu sudah dilakukan berulang kali tanpa sepengetahuan saya. Seperti saat mereka bawa anak-anak saya makan," kata BF.
Di hadapannya, lanjut BF, kedua ART bersikap sopan dan baik kepada anak-anak. Hal itu yang membuatnya tak menyangka atas tindakan mereka di balik sepengetahuannya.
"Enggak pernah kasar, mereka baik depan saya. Enggak pernah kasar sama anak-anak. Sampai saat ini saya kaget kok bisa sampai kayak begitu," kata BF dengan heran.
Di sisi lain, ia pernah merasa curiga dengan luka lebam berwarna merah yang dimiliki anak sulungnya. Lantaran anaknya itu belum bisa berbicara, ia pun menanyakan hal tersebut ke sang pengasuh.
"Tapi kata ART saya dia habis lari-larian jadi wajahnya merah, tapi pas ditanya anak saya cuma bisa nangis saja," kata BF sebelumnya.
Menerima laporan, polisi pun segera melakukan penjemputan. Saat itu, hanya ada INA, sedangkan ANI sedang berada di kampung halaman di Lampung.
Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo mengatakan, pihaknya pun segera melakukan penjemputan ke Jakarta pada ANI.
"Tadi pagi, kami sudah mengamankan ART terduga pelaku yang kedua di Lampung Utara. Hari ini masih dalam perjalanan ke sini," kata Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo di Cengkareng, Jumat (18/3/2022).
"Dengan demikian, kedua pelaku utama sudah kita amankan. Tidak sampai 12 jam sejak dilaporkan, sudah kita amankan," lanjut Ardhie.
Ardhie mengatakan pihaknya masih mendalami motif tindakan kasar yang diduga dilakukan kedua ART tersebut.
Sementara itu, Ardhie menyebut ketiga korban telah dilakukan pemeriksaan visum. Hasilnya, mereka mengalami sejumlah luka lebam.
"Tiga-tiganya menerima perlakuan kekerasan. Sudah ada hasil visum juga. Ada luka-luka lebam di perut, pipi, dan tangan," ungkap Ardhie.
Selain itu, ia menyebut saat ini ketiga korban tengah berada bersama orangtuanya.
Ardhie mengatakan akan terus mendalami kasus dugaan penganiayaan terhadap anak ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.