JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said resmi diangkat menjadi komisaris utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) pada Jumat (18/3/2022).
Pengangkatan Sudirman Said tersebut terjadi saat Transjakarta sedang disoroti banyak pihak karena terlibat dalam berbagai kecelakaan. Sudirman yang memiliki banyak pengalaman kepemimpinan kemudian diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Masih banyak PR (pekerjaan rumah) yang wajib diselesaikan di Transjakarta. Hal-hal yang membutuhkan perhatian lebih," kata Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra, Minggu (20/3/2022).
Sejumlah hal yang harus diperhatikan Sudirman Said sebagai komisaris utama Transjakarta adalah mengenai jarak antarmoda yang masih terlalu jauh, waktu tunggu yang lama, serta masalah keselamatan Transjakarta.
Di tahun 2021, tingkat kecelakaan Transjakarta termasuk tinggi dan mengkhawatirkan, dengan total 508 kasus.
"Yang mana artinya ada sekitar 42 kecelakaan per bulan," ujar dia.
Oleh karena itu, Anggara meminta Sudirman Said dapat segera mendorong pemberlakuan 15 safety action plan berdasarkan hasil audit Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tahun lalu.
Di antara rencana aksi tersebut adalah pemeriksaan kesehatan atau medical check up untuk pengemudi Transjakarta, serta pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) fit to work bagi pengemudi secara berkala.
Anggara pun berharap Sudirman Said dapat segera membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin di Transjakarta dengan melakukan perubahan yang terukur.
Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya mencatat ada 17 kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus transjakarta sejak Januari hingga 14 Maret 2022.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, terdapat lima kecelakaan pada Januari dan tujuh kecelakaan pada Februari.
Baca juga: Dukung Keputusan Anies, PSI Yakin Sudirman Said Mampu Benahi Transjakarta
"Dari tanggal 1 sampai 14 Maret 2022 itu ada lima kecelakaan. Sehingga total 17 kecelakaan yang melibatkan Transjakarta," ujar Sambodo, kepada wartawan, Selasa (15/3/2022).
Menurut Sambodo, sebanyak enam kecelakaan disebabkan oleh kelalaian sopir bus transjakarta. Sedangkan sisanya diduga diakibatkan karena kelalaian pengendara lain.
"Dari 17 kasus, enam kasus laka lantas yang patut diduga penyebabnya adalah driver Transjakarta. Sisanya, yaitu 11 kasus, justru kelalaian ada dari pengendara lain," ungkap Sambodo.
Atas dasar itu, Polda Metro Jaya akan mengevaluasi titik rawan kecelakaan bus transjakarta.