BEKASI, KOMPAS.com - GI, seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun yang tinggal di Kampung Bulak Sukadana, Desa Jayasakti, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi diberitakan suka memakan dan menelan berbagai benda tidak lazim seperti sandal, kertas, hingga kerikil.
Pipit Setiawati, orangtua bocah tersebut berujar, meski anaknya mempunyai perilaku yang berbeda dibanding anak seusianya, tetapi tidak pernah mengeluh sakit.
"Tadinya saya khawatir sama dia, takut kenapa-kenapa, tapi alhamdulillah enggak pernah mengeluh sakit dia," kata Pipit kepada Kompas.com, Selasa (21/3/2022).
Baca juga: Kisah Bocah 3 Tahun di Muara Gembong Bekasi, Suka Makan Sandal, Kertas, hingga Kerikil
Selain itu, ketika GI buang air besar, ia akan mengeluarkan apa yang sebelumnya telah dimakan.
"Waktu dia buang air, saya perhatiin. Kalau makan sendal (warna) hijau, ya keluarnya utuh warna hijau juga. Kalau kertas mah, enggak kelihatan. Mungkin karena tercerna atau bagaimana, saya enggak mengerti," tutur Pipit.
Meski menerima perilaku tak lazim anaknya, sebagai orangtua, ia tetap berharap anaknya bisa menjadi normal.
"Saya sih inginnya biar normal, seperti anak-anak lain. Jangan sampai ada yang tidak diinginkan, begitu. Entah dari badannya (menjadi) kurang bagus atau bagaimana," tutur Pipit.
Diketahui, GI sudah menunjukkan perilaku yang tidak lazim sejak umurnya baru berusia satu tahun.
Sang ibu mengatakan, kebiasaan GI pertama kali diketahui oleh Pipit kala sandal miliknya sering kali rusak.
"Awalnya saya merasa melihat dia aneh itu umur satu tahun, kok ini sandal banyak yang buntung," ujar Pipit.
Pipit kemudian menelusurinya dan menyadari bahwa sandal miliknya tersebut ternyata dimakan oleh anaknya sendiri.
Pipit langsung melarang anaknya tersebut memakan berbagai benda lagi. Namun, ketika dilarang, GI justru menangis dan mengamuk.
"Saya larang, ya marah dia. Sampai akhirnya sering ganti sandal sekitar lima pasang dalam satu bulan," tutur Pipit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.