Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjaring Razia Imigrasi, 8 WNA China Tak Bisa Tunjukkan Dokumen Keimigrasian

Kompas.com - 22/03/2022, 20:40 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Delapan orang warga negara asing (WNA) asal China tak bisa menunjukkan dokumen keimigrasian dalam razia yang digelar Kantor Imigrasi Klas I TPI Jakarta Utara di sebuah apartemen di Kelapa Gading, Selasa (22/3/2022).

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara Bong Bong Prakoso Napitupulu mengatakan, WNA asal China itu langsung dibawa ke Kantor Imigrasi Klas I TPI Jakarta Utara.

"Dari seluruh WNA yang didata, 8 WNA dari China tak bisa menunjukan dokumen keimigrasian mereka sehingga harus dibawa ke kantor untuk penanganan lebih lanjut," ujar Bong Bong, Selasa.

Baca juga: Satpol PP DKI Akan Gelar Razia PMKS Selama Ramadhan, Janji Tak Bertindak Arogan

Menurut Bong Bong, dari razia yang dilakukannya, terdapat kriteria masing-masing dari dokumen keimgirasian para WNA yang terjaring razia.

Selain ada yang melanggar, kata dia, ada pula WNA yang memiliki dokumen keimigrasian tertentu setelah dilakukan pendataan.

Berdasarkan razia itu pula pihaknya menemukan WNA pemegang kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau pencari suaka dari Afghanistan sebanyak 2 orang dan dari Iran sebanyak 5 orang.

"Kemudian ada satu warga negara India, satu warga Ethiopia dan sembilan warga negara China," kata dia.

Warga India dan Ethiopia serta satu orang WN China bisa menunjukkan kartu izin tinggal terbatas (KITAS).

Baca juga: Server Lemot, Penumpang Sempat Mengantre di Konter Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta

Dalam razia tersebut, petugas terpaksa menendang pintu unit apartemen berkali-kali hingga jebol karena ada WNA yang menolak razia.

Sebelum menendang, dorong-dorongan antara petugas dan penghuni sempat terjadi.

Penolakan tersebut terjadi saat petugas mendatangi unit nomor PH28 di lantai PH atau penthouse apartemen tersebut.

Penghuni tak merespons ketika petugas memanggil padahal listrik di dalam unit tersebut tampak menyala.

Namun saat petugas berhasil membuka pintu, di dalam unit terdapat 4 orang yang merupakan WNA asal China yang tak dapat menunjukkan dokumen keimigrasian.

Baca juga: Pengamat Sebut Integrasi Tarif Transportasi Jakarta Perlu Didukung Akses yang Memadai

"Anggota kami mendapatkan perlawanan dari WNA yang mereka tidak kooperatif saat kami menunjukan surat perintah dan juga tanda pengenal," kata Bong Bong.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya pun terpaksa melakukan pemaksaan dengan didampingi pengelola dan sekuriti apartemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com