Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 WNA Asal China Terjaring Razia di Kelapa Gading, Sempat Melawan hingga Petugas Kesulitan Identifikasi

Kompas.com - 24/03/2022, 07:23 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga negara asing (WNA) terjaring razia di apartemen kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (22/3/2022).

Dari para WNA yang terjaring razia itu, terdapat delapan orang WNA asal China yang diketahui tak memiliki dokumen perjalanan.

Tak Bisa Tunjukkan Dokumen

Delapan orang WNA asal China tersebut tak bisa menunjukkan dokumen keimigrasian dalam razia yang digelar petugas Kantor Imigrasi Klas I TPI Jakarta Utara itu.

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara Bong Bong Prakoso Napitupulu mengatakan, WNA asal China itu langsung dibawa ke Kantor Imigrasi Klas I TPI Jakarta Utara.

"Dari seluruh WNA yang didata, delapan WNA dari China tak bisa menunjukan dokumen keimigrasian, sehingga harus dibawa ke kantor untuk penanganan lebih lanjut," ujar Bong Bong, Selasa.

Baca juga: WNA China di Kelapa Gading Menolak Dirazia, Petugas Dobrak Pintu Apartemen

Melalui razia itu pula pihaknya menemukan dua WNA pemegang kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau pencari suaka dari Afghanistan dan lima WNA dari Iran.

"Kemudian ada satu warga negara India, satu warga Ethiopia, dan sembilan warga negara China," kata dia. Warga India, Ethiopia, dan satu orang warga China bisa menunjukkan kartu izin tinggal terbatas (KITAS).

Dorong-dorongan dan Dobrak Pintu

Dalam razia tersebut, petugas terpaksa menendang pintu unit apartemen yang dihuni WNA asal China hingga jebol karena mereka menolak diperiksa.

Sebelum menendang pintu apartemen, dorong-dorongan antara petugas dan penghuni unit apartemen nomor PH28 di lantai PH atau penthouse itu sempat terjadi.

Penghuni tak merespons ketika petugas memanggil, padahal listrik di dalam unit tersebut tampak menyala.

"Anggota kami mendapatkan perlawanan dari WNA yang mereka tidak kooperatif saat kami menunjukan surat perintah dan juga tanda pengenal," kata Bong Bong.

Baca juga: Imigrasi Sebut WNA China yang Terjaring Razia di Kelapa Gading Tidak Kooperatif

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya pun terpaksa melakukan pemaksaan dengan didampingi pengelola dan sekuriti apartemen.

Bong Bong mengatakan, para WNA asal China itu sudah melakukan perlawanan saat hendak diinterogasi petugas sebelum akhirnya dibawa ke kantor imigrasi.

"Tidak kooperatif ketika dilakukan pengawasan kemarin. Kami sudah sempat berbicara di depan pintu, menunjukkan surat perintah, ID pengenal, serta menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan," kata Bong kepada Kompas.com, Rabu (23/3/2022).

"Namun, mereka malah menutup pintu sehingga kami beranggapan dan berasumsi orang asing tersebut melanggar," lanjut dia.

Setelah para WNA tersebut dibawa ke kantor imigrasi, sponsor atau penjamin mereka pun datang menunjukkan dokumen perjalanan.

Mereka juga mendapat penjelasan dari sponsornya sehingga mulai bertindak kooperatif.

"Untuk saat ini, atas penjelasan dan edukasi melalui sponsor atau penjamin, mereka mengerti dan kooperatif," kata dia.

Baca juga: Permintaan Maaf Pengemudi Mercy yang Halangi Laju Ambulans di Tol Tangerang-Merak...

Sulit Identifikasi dan Masih Selidiki Tujuan

Bong Bong mengakui bahwa pihaknya kesulitan mengidentifikasi kegiatan delapan warga negara China yang terjaring razia tersebut.

"Karena kami menemukannya di lingkungan apartemen sehingga cenderung agak sulit untuk mengidentifikasi kegiatan sebenarnya," kata Bong Bong.

Bong Bong mengatakan, saat ini pihaknya masih mencari tahu tujuan delapan WN China itu datang ke Indonesia.

"Kami sedang cari tahu apa kegiatannya. Kalau memang ditemukan adanya pelanggaran, tentunya bisa dikenakan sanksi administratif," ujar Bong Bong.

Bong Bong mengatakan, saat ini para WN China tersebut sudah mendapatkan dokumen perjalanan dari sponsor mereka.

Sponsor masing-masing WN China itu, kata dia, sudah melampirkan dokumen perjalanan berupa paspor kepada imigrasi.

Mereka juga diketahui menggunakan izin tinggal kunjungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com