Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Tewas di Parkiran Apartemen Kawasan Kelapa Gading, Polisi Temukan Pisau dan Sianida

Kompas.com - 25/03/2022, 07:28 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial EZW (32) ditemukan tewas bersimbah darah dalam mobilnya yang terparkir di gedung apartemen kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (23/4/2022).

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Rio Mikael Tobing mengatakan, pihaknya mendapat laporan kejadian tersebut pada Rabu malam pukul 21.00 WIB.

"Setelah kami dapat laporan, anggota Polsek Kelapa Gading datang ke TKP dan menemukan kondisi korban sudah tidak bernyawa dengan posisi duduk di posisi tengah, belakang (jok) pengemudi," kata Rio, Kamis (24/3/2022).

Saat petugas kepolisian mendatangi TKP, tampak kaca mobil Xenia milik korban sudah pecah akibat didobrak oleh petugas sekuriti yang menemukannya.

Rio mengatakan, korban ditemukan oleh istrinya sekitar pukul 20.30 bersama petugas keamanan pihak apartemen.

Baca juga: Seorang Pria Tewas Bersimbah Darah di Parkiran Apartemen Kawasan Kelapa Gading

Menurut Rio, sekuriti apartemen terpaksa memecahkan kaca jendela sebelah kiri karena mobil korban dalam keadaan terkunci.

"Setelah itu kami laksanakan penyelidikan dan olah TKP terlebih dahulu. Kemudian kami mendapati bahwa saat ditemukan korban dalam posisi mobil tersebut terkunci dari dalam dan kunci berada di sebelah kiri korban," kata dia.

Tak hanya itu, di mobil tersebut juga ditemukan sebilah pisau di sebelah kanan korban yang diduga digunakan untuk menusuk leher.

Rio mengatakan, luka korban berukuran sedalam 3-5 sentimeter, yang melintang di bagian leher tengah.

Polsek Kelapa Gading pun segera melaksanakan penyelidikan untuk menemukan bukti-bukti awal, antara lain mengumpulkan rekaman CCTV dari sekitar lokasi.

Baca juga: Kuasa Hukum Penggugat Sebut Yusuf Mansur Hanya Bisa Kembalikan Investasi Tanpa Dikonversi ke Nilai Emas

Ditemukan Pisau dan Natrium Sianida

Rio mengatakan, dari rekaman CCTV itu didapatkan fakta bahwa korban datang ke dalam area apartemen tempat tinggalnya itu sekitar pukul 16.30 WIB.

"Dari pukul 16.30 korban sempat parkir di P2 dahulu. Kemudian masuk lagi ke mobil dan pindah parkir ke P5. Pukul 20.30, korban ditemukan istri dan sekuriti," kata dia.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV itu pula, kata dia, polisi mengetahui bahwa korban datang ke lobi apartemen untuk mengambil paket sebesar genggaman tangan.

Setelah itu, korban tidak terpantau kamera CCTV selama beberapa menit dan baru terpantau lagi setelah ada di dalam mobilnya.

Rio mengatakan, saat korban parkir di P5, dari rekaman kamera CCTV terlihat bahwa korban turun dari mobil dan pergi ke arah selatan.

Korban tampak melihat ke arah kanan seperti mencari sesuatu.

Baca juga: Yusuf Mansur Hanya Bisa Kembalikan Investasi Tanpa Dikonversi ke Nilai Emas, Ini Alasannya

Hal tersebut dilakukan korban sembari memegang barang yang diperkirakan diambil di lobi.

"Korban kemudian naik ke atas, ke P5A dan kembali, (tapi) barang yang dipegang sudah tidak ada dan kami menduga korban membuang sesuatu di parkiran P5A," ujar dia.

Polisi pun menyusuri lokasi-lokasi yang didatangi korban sebagaimana yang tertangkap di rekaman CCTV itu.

"Setelah kami cek parkiran P5A, ada barang mencurigakan yang kami curigai dibuang korban yaitu natrium sianida. Sesuai gambaran (kamera) CCTV, korban membuang sesuatu di parkiran P5A," lanjut Rio.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV, kata dia, dari pukul 16.30 sampai 20.30 atau dari sebelum dan sesudah korban ditemukan tewas, tidak ditemukan orang lain yang mendekat dan menghampiri mobil korban.

Usai ditemukan tewas, korban pun langsung dibawa ke RSCM untuk diotopsi.

Pihak kepolisian masih terus mendalami penyebab kematian korban yang merupakan pegawai sebuah perusahaan swasta tersebut.

Baca juga: Tolak Beri Ganti Rugi Pakai Nilai Emas, Pihak Yusuf Mansur: Rp 10 Juta kok jadi Rp 200 Juta?

Disebut Alami Depresi

Keluarga korban menyampaikan bahwa korban mengalami depresi dalam beberapa waktu terakhir. Utamanya berkaitan dengan pekerjaannya.

"Jadi setelah kami periksa lebih lanjut kepada pihak keluarga, (mereka) menyampaikan bahwa memang dalam satu bulan terakhir dari bulan Februari, korban mengalami depresi. Korban ada masalah di tempat bekerja," kata Rio.

Dia mengatakan, keterangan keluarga tersebut diperkuat dengan temuan polisi bahwa korban sudah mengajukan lamaran pekerjaan ke perusahaan lain.

"Kami juga akan berkomunikasi dengan pihak korban, bagaimana mereka menanggapi permasalahan ini," ujar Rio.

Selain itu, pihaknya juga akan memanggil saksi-saksi lainnya. Termasuk memanggil pihak perusahaan tempat korban bekerja.

"Kami akan mencoba untuk panggil pihak perusahaan, agar bisa menentukan apa penyebab korban meninggal," kata dia.

Sebelumnya, polisi telah memeriksa 5 orang saksi, yakni 3 orang petugas sekuriti dan 2 orang dari pihak keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com