JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menemukan berkas berisi PIN ATM, username, dan password internet banking dalam kasus tewasnya pria yang bersimbah darah di parkiran apartemen kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (23/3/2022).
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Rio Mikael Tobing mengatakan, berkas-berkas itu ada di dalam sebuah amplop berwarna cokelat.
"Saat kami lakukan olah TKP, kami menemukan ada sebuah berkas yang disimpan dalam amplop warna cokelat," kata Rio, Jumat (24/3/2022).
Baca juga: Seorang Pria Tewas Bersimbah Darah di Parkiran Apartemen Kawasan Kelapa Gading
"Saat melakukan pemeriksaan kepada istrinya, bersama istrinya, kami buka berkas tersebut dan menemukan berupa wasiat dari korban yaitu berisi PIN ATM dan username serta password dari internet banking milik korban," lanjut Rio.
Rio mengatakan, selain amplop cokelat tersebut, tidak ada surat wasiat atau pesan yang ditinggalkan korban.
Dokumen dalam amplop itu dialamatkan untuk istri korban yang dikirimkan menggunakan alamat orangtua istri korban di Malang.
"Jadi berkas ini diduga hendak akan dikirim oleh korban namun tidak jadi. Dokumen ini kami temukan ada di dalam tas milik korban," kata dia.
Rio mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dan juga bukti-bukti yang ditemukan, korban mengalami depresi karena permasalahan yang ada di lingkungan kerja korban.
Korban diketahui bekerja sudah cukup lama di perusahaan tersebut dan sebelumnya pernah berdinas di daerah Bali.
Di tempat kerjanya, korban menjabat setingkat manajer dan baru pindah ke Jakarta kurang lebih selama empat bulan.
"Setelah memeriksa rekan-rekan kerja korban, ditemukan fakta bahwa sebelumnya korban memiliki permasalahan dengan rekan kerjanya pada hari kejadian," kata dia.
Rio menambahkan, EZW merasa tidak nyaman di lingkungan kerjanya sehingga beberapa kali mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri.
Selain itu, fakta-fakta baru yang ditemukan adalah korban memiliki riwayat depresi dan pernah merencanakan untuk bunuh diri sebelumnya.
Rio mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan, pada tahun 2018 diketahui korbansempat merencanakan bunuh diri.
"Dan sempat beberapa kali mengalami depresi namun tidak mendapatkan penanganan maupun perawatan medis baik dari psikolog maupun psikiater," kata dia.