Ia melihat satu persatu benda-benda yang sudah gosong dan hancur.
Perlahan-lahan tangannya menggapai beberapa benda. Beberapa panci dan penggorengan yang sedikit penyok pun dijamahnya.
Bagi orang lain yang melihat, benda-benda itu mungkin hanya puing dan rongsok. Namun bagi Nurhayati, itu harta yang bisa ia pertahankan kembali.
Sebab, bersama alat masak itu, ia berjuang mencari nafkah. Ia merupakan seorang juru masak di bisnis katering sederhananya.
"Saya masak, buka katering. Saya biasa jual kue, kacang, dan makanan-makanan lain. Ini alat-alat masak saya," kata Nurhayati.
Sebelum kebakaran terjadi, ia tengah menyiapkan pesanan 250 kue nastar yang dipesan secara dadakan oleh pelanggan.
Pesanan itu dipersiapkan untuk lebaran. Ia memang terbiasa kebanjiran pesanan menjelang Ramadhan.
Jika pesanan itu tidak mendadak, kata dia, biasanya ia sudah menyelesaikan pesanan-pesanan tersebut.
Baca juga: Puluhan Kontrakan di Kemanggisan Terbakar, 3 Warga Sesak Napas Dievakuasi
"Saya baru mau bikin pesanan itu. Sekarang habis semua, bahan-bahan makanan berkilo-kilo (kilogram) itu habis semua," ungkap Nurhayati.
Ia menyebutkan, setidaknya ia harus merelakan harta bendanya yang ditaksir senilai Rp 15 juta.
"Sedih rasanya, tapi bersyukur karena masih dikasih selamat, anak dan kekuarga sehat," kata Nurhayati sembari melangkah ke luar rumah.
Selayaknya doa yang tak putus ia panjatkan, ia percaya, Tuhan akan membawa keluarga ke jalan terbaik setelah musibah ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.