Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Siomay Pemerkosa Bocah Belum Ditangkap, Orangtua Korban Bakal Geruduk Rumah Pelaku

Kompas.com - 28/03/2022, 10:36 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum terungkapnya kasus pemerkosaan yang dialami seorang anak perempuan berinisial ZF (6) oleh tukang siomay, K alias Tebet, membuat orangtua korban berencana bertindak sendiri.

Sejak kasus itu dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan pada akhir Januari 2022, terduga pelaku belum juga ditangkap.

Ibu ZF, M mengaku berencana akan mendatangi kediaman pelaku yang diketahui berlokasi di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

"Saya dan suami rencananya mau ke rumah pelaku yang di Bekasi," ujar M saat dikonfirmasi pada Senin (28/3/2022).

Rencana tersebut akan dilakukan oleh M dan suami karena merasa geram lantaran pelaku yang mencabuli dan memperkosa putrinya belum juga ditangkap polisi.

Baca juga: Babak Baru Kasus Tukang Siomay Pemerkosa Bocah, Kabur ke Garut dan Disembunyikan Istri

Terakhir, M dan suami didatangi polisi yang meminta tanda tangan. Meski tak sempat membaca isi yang ditandatangani, namun M berkeyakinan itu soal berita acara pemeriksaan (BAP).

"Saya disuruh tanda tangan saja, saat itu suami saya belum pulang saat polisi datang ke rumah saya. Saya tidak tahu (isi yang ditandatangani), sepertinya masalah BAP," kata M.

M juga baru mengetahui bahwa polisi juga sudah mengeluarkan daftar pencarian orang (DPO) kepada pelaku pemerkosa putrinya.

"Iya tidak tahunya sudah DPO. Sampai detik ini juga Kak Seto belum ke rumah. Hanya pihak Kemensos yang membantu kami," kata M.

Diberitakan sebelumnya, pelaku belum ditangkap karena kerap berpindah-pindah tempat. Terkahir keberadaan pelaku diketahui di kawasan Garut, Jawa Barat.

Baca juga: Polisi Sebut Tukang Siomay Pemerkosa Bocah di Jagakarsa Sempat Disembunyikan Istrinya

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ridwan Soplanit mengatakan, pelaku pergi ke Garut untuk kabur dari kejaran polisi.

Dia bersembunyi di rumah kakak kandungnya. Dengan demikian, penyidik berencana akan memanggil keluarga pelaku, dalam hal ini kakak kandungnya.

"Kita akan panggil dari keluarga, terutama kakak kandungnya, yang mana dia sempat lari di tempat kakak kandungnya," ucap Ridwan.

Selain itu, pelaku juga diketahui sempat disembunyikan oleh istrinya dari kejaran polisi.

Padalah penyidik telah meminta keterangan istri pelaku beberapa waktu lalu. Dalam keterangannya saat itu, istri pelaku mengaku sudah tak lagi hidup bersama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com