Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditegur PP Muhammadiyah, Sanksi Staf UMT yang Diduga Lecehkan Mahasiswi Berubah dari Skors ke Pemecatan

Kompas.com - 30/03/2022, 16:25 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) mengganti sanksi yang diberikan kepada seorang stafnya yang diduga melecehkan seorang mahasiswi semester 4.

Pria yang diduga melecehkan mahasiswinya itu berinisial SB, staf laboratorium teater di UMT.

Pihak kampus mulanya melarang atau menskors SB untuk mengajar selama 5 semester.

Baca juga: Diduga Lecehkan Mahasiswi, Dosen UMT Dilarang Mengajar Selama 5 Semester

Kemudian, per 29 Maret 2022, SB diberhentikan secara permanen dan secara tidak terhormat.

Rektor UMT Ahmad Amarullah menyebut, pihaknya mengganti sanksi itu lantaran ada desakan dari berbagai pihak yang merasa bahwa hukuman berupa skors terlalu ringan.

Karena itu, pihaknya memutuskan untuk memberhentikan SB secara permanen.

"Karena media atau masyarakat secara aspiratif, barangkali juga menghasilkan efek jera, mengharapkan tindakan rektor yang lebih tegas," kata Ahmad pada awak media, Rabu (30/3/2022).

Ahmad mengaku, saat SB hanya diskors usai diduga melecehkan mahasiswinya, dirinya juga sempat ditegur Pimpinan Pusat (PP) Muhammdiyah.

Baca juga: Dosen Diduga Lecehkan Mahasiswa, UMT Akan Lakukan Evaluasi Internal

PP Muhammadiyah menilai, sanksi skors terlalu ringan untuk SB.

"Saya juga sempat ditegur Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, itu cuma segitu sih? Siap. Akhirnya saya tanda tangani suratnya, surat pemberhentian permanen secara tidak hormat," papar Ahmad.

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa orangtua korban sebenarnya sudah menyetujui saat SB diskors selama 5 semester.

Kata Ahmad, orangtua korban merasa bahwa sanksi itu sudah adil.

"Orangtua saat itu dianggap sudah clear dengan 5 semester itu, mereka merasa UMT sudah melakukan langkah yang adil," sebut dia.

Baca juga: Saat Dosen UMT Diduga Lecehkan Mahasiswinya Sendiri, Diskors Hanya Selama 5 Semester...

Ahmad sebelumnya menyatakan, SB diduga melecehkan mahasiswinya di sebuah laboratorium teater milik UMT yang terletak di Tanah Tinggi, Kota Tangerang.

Dengan demikian, menurut dia, aksi tersebut tidak terjadi di lingkungan kampus.

"Yang bersangkutan (SB) mengaku (melecehkan mahasiswi itu) di luar kampus, di luar lingkungan kita. Kita punya laboratorium, tapi di luar kampus, di Tanah Tinggi," urai Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com