Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Lahan di Pancoran Buntu II, Warga Disebut Sudah Tinggal sejak 1980-an

Kompas.com - 31/03/2022, 18:23 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sengketa lahan di Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan, antara PT Pertamina dan warga hingga kini belum selesai.

Pertamina mengklaim lahan tersebut miliknya. Sementara, ada warga yang disebut sudah tinggal di lahan tersebut selama bertahun-tahun.

Didik, mantan sekretaris RT yang pernah tinggal di lahan itu, memperkirakan warga telah berada di Pancoran Buntu II sejak tahun 1980-an.

Dia menginjakan kaki pertama kali di Pancoran Buntu II pada tahun 1989. Di situ, kata dia, sudah ada sekitar 27 rumah.

Baca juga: Polemik Sengketa Lahan di Pancoran Buntu II, 23 Warga Disebut Masih Bertahan

"Awalnya saya masuk ke situ belum banyak orang. Tahun 1988-1989 di bawah itu masih lahan kosong. Cuma sudah ada 27 rumah di situ," kata Didik, saat dihubungi, Kamis (31/3/2022).

Didik mengaku, saat pertama kali tinggal di Pancoran Buntu II, plang tulisan yang menandakan lahan tersebut milik PT Pertamina sudah ada.

Namun, kata Didik, ada salah satu warga yang mengaku dipercaya ahli waris meyakini masyarakat lain untuk dapat tinggal di kawasan tersebut.

"Ada salah satu yang dipercaya ahli waris untuk mengelola di situ. Dia bilang bahwa lahan itu bukan milik pertamina," kata Didik.

Didik mengatakan, biaya untuk mengontrak lahan di Pancoran Buntu 2 mencapai Rp 7 juta dalam satu tahun. Nominal itu menyesuaikan besaran lahan yang akan dibangun.

"Iya betul (harganya menyesuaikan lapak dibangun). Mulai ramai warga itu tahun 2008-2009. Jadi lapak-lapak pemulung," kata Didik.

Baca juga: Polemik Sengketa Lahan dengan Pertamina, Warga Pancoran Buntu II Diimbau Bongkar Bangunan Mandiri

Menurut Didik, para warga yang datang itu umumnya mereka yang tergusur dari lahan di wilayah lain. Mereka ditawarkan oleh warga yang lebih dahulu tinggal di Pancoran Buntu II.

"Jadi ada bos lapak terus ada temannya di lapak mana kena gusur ditawarkan, ya sudah pindah sini saja, di sini lahan murah. Ya sudah mereka pindah," kata Didik.

Didik memegang jabatan sekretaris RT selama tujuh periode. Masa jabatannya habis pada tahun 2019 atau tepat satu tahun Pertamina masuk untuk memulihkan lahan tersebut.

"Saat ini saya sudah pindah. Saya dapat uang talih kasih. Setiap orang menerima beda-beda sesuai besaran bangunan. Karena kita bongkar sendiri," kata Didik.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan turun tangan terkait sengketa lahan antara warga dan PT Pertamina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com