Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga yang Masih Duduki Lahan di Pancoran Buntu II Ditawari Pindah ke Rusun

Kompas.com - 05/04/2022, 20:05 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pemulihan lahan milik PT Pertamina di Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan, kembali dilakukan dengan menawari warga yang saat ini menduduki lahan tersebut untuk pindah ke rumah susun.

Untuk diketahui, kawasan Pancoran Buntu II menjadi lahan sengketa antara Pertamina selaku pemilik lahan dengan warga yang tinggal di sana.

"Kami tawarkan rusun (kepada warga). Kami sudah sangat memanusiakan mereka," ujar Ketua Tim Recovery Aset PT Pertamina Aditya Karma di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2022).

Baca juga: Sengketa Lahan di Pancoran Buntu II, Warga Disebut Sudah Tinggal sejak 1980-an

Aditya mengatakan, Pertamina juga memberi keleluasaan kepada warga yang masih tinggal di Pancoran Buntu II untuk dapat membongkar bangunannya sendiri.

"Kami berikan keleluasaan bongkar sendiri agar mereka bisa memanfaatkan material bangunan mereka kembali," kata Aditya.

Selain itu, Pertamina juga akan memberikan uang pindah kepada warga yang nominalnya disesuaikan dengan luas bangunan dan bidang lahan yang saat ini ditempati.

Warga yang mendirikan bangunan dan menguasai lahan dengan luas di bawah 100 meter persegi akan diberikan uang pindah sebesar Rp 18.700.000.

Baca juga: Cerita Mantan Warga Pancoran Buntu II, Rela Pindah Usai Lihat Bukti Kepemilikan Lahan Pertamina

Sementara itu, warga yang menguasai lahan di atas 100-300 meter persegi akan diberikan uang pindah sebesar Rp 36.850.000.

Adapun warga yang menduduki lahan seluas di atas 300 meter persegi akan diberikan uang sebesar Rp 60.500.000.

"Uang kami tawarkan sudah lama. Sebagian besar sudah terima. Uang pindah ini juga diharapkan bisa digunakan mereka untuk kembali menata kehidupan di tempat yang baru," ucap Aditya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan turun tangan terkait polemik sengketa lahan yang berlokasi di Pancoran Buntu II.

Baca juga: Polemik Sengketa Lahan di Pancoran Buntu II, 23 Warga Disebut Masih Bertahan

Pemkot Jaksel mempertemukan warga Pancoran Buntu II dengan PT Pertamina dan juga jaksa pengacara negara pada 24 Maret 2022.

"Kami melakukan sosialisasi terhadap tanah negara. Lengkap, ada pihak Pertamina, Satpol PP Provinsi. Kami undang sesuai dengan nama-nama 23 (warga Pancoran Buntu II)," ujar Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Selatan Mahludin.

Namun, dari 23 warga yang saat ini disebut menduduki lahan milik Pertamina di Pancoran Buntu II, hanya tiga orang yang hadir.

Saat itu, dua di antaranya itu kembali pulang, sedangkan satu warga memberikan surat penolakan.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Dinyatakan Tak Langgar Kode Etik Terkait Rapat Paripurna Interpelasi Formula E

Dengan demikian, rencananya sosialisasi dalam upaya menyelesaikan masalah sengketa tanah itu akan kembali dilakukan beberapa waktu ke depan.

Untuk diketahui, permasalahan soal sengketa lahan di Pancoran Buntu II telah terjadi sejak beberapa tahun lalu.

Pada Maret 2021, bentrokan antarwarga pecah di sekitar Pancoran Buntu II. Bentrokan itu melibatkan warga Pancoran Buntu II dengan pihak yang diduga ditunggangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com