TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggelar pengecekan kandungan dalam takjil di beberapa lokasi yang berbeda pada Rabu (6/4/2022).
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Indri Bevy berujar, pengecekan kandungan takjil digelar di lima kecamatan, yakni Larangan, Karang Tengah, Pinang, Batuceper, dan Cibodas.
Dinkes Kota Tangerang mengambil 25-30 sampel takjil di setiap kecamatan.
Hasilnya, Dinkes Kota Tangerang menemukan ada takjil yang mengandung formalin dan boraks.
"Pada hari pertama kemarin, hasilnya kita temukan beberapa kandungan formalin dan boraks," ungkap Bevy dalam keterangannya, Kamis (7/4/2022).
Baca juga: Pegawai Bank yang Rampok Bank BJB Fatmawati Bergaji Rp 60 Juta Per Bulan
Kandungan formalin di antaranya ditemukan pada mie kuning basah di soto mie, dan boraks ditemukan pada cincau hijau dan kwetiau.
Bevy mengatakan, Dinkes Kota Tangerang selanjutnya akan melakukan pembinaan terhadap pihak kelurahan, kecamatan, dan juga pedagang tentang bahaya formalin dan boraks.
"Pada momen tersebut, Dinkes akan mengedukasi bahaya terparah akan kandungan kimia yang mereka pakai. Selain itu, Dinkes juga akan memberikan pemaparan jenis-jenis bahan pengganti yang aman atau layak dikonsumsi oleh konsumen," urainya.
Bevy mengimbau warga agar lebih waspada saat membeli takjil. Menurut dia, takjil yang berwarna terlalu cerah atau bertekstur kenyal patut dicurigai mengandung boraks atau formalin.
"Kami mengimbau, masyarakat untuk lebih cerdas dalam berbelanja takjil. Jangan terpengaruh atau tergiur dengan warna yang terlalu cerah atau tekstur yang dirasa terlalu kenyal karena biasanya yang seperti itu patut dicurigai," tutur dia.
Baca juga: Motif Perampokan Bank BJB Cabang Fatmawati, Pelaku Terlilit Utang Rp 1,5 Miliar
Dilansir dari situs Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, boraks merupakan bahan yang biasanya digunakan sebagai campuran detergen, glasi enamel gigi buatan, plastik, antiseptik, pembasmi serangga, dan pengawet kayu.
Sementara formalin biasanya digunakan sebagai pengawet pada mayat, bahan tambahan kosmetik, perabot kayu, dan desinfektan kuat.
"Boraks bila tertelan dalam jumlah tinggi dapat meracuni sel-sel tubuh dan menyebabkan kerusakan usus, hati, ginjal dan otak. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, maka dapat menyebabkan kerusakan hati dan kanker," tulis laman tersebut.
Formalin diketahuu bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Efek samping dari mengonsumsi bahan makanan berformalin akan terlihat setelah jangka panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.