TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Aturan resmi Pertamina mengenai pelarangan pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite menggunakan jeriken menimbulkan berbagai dampak di masyarakat.
Salah satunya, yakni pedagang eceran tidak bisa menjual BBM jenis pertalite dan hanya menjual pertamax.
Kosongnya stok pertalite di pom mini BBM eceran nyatanya ikut memengaruhi pengeluaran pengguna kendaraan bermotor bernama Tuti (35).
Dia mengeluhkan harga pertamax yang naik menjadi Rp 12.500 di SPBU dan dijual kembali di pom mini BBM eceran dengan harga selisih seribu lebih mahal.
Baca juga: Pedagang BBM Eceran Gigit Jari Gagal Lobi Petugas SPBU untuk Beli Pertalite Pakai Jeriken
"Parah banget ya apa-apa naik. Ini naik (pertamax), minyak goreng juga naik," ujar Tuti saat ditemui di Jalan Aria Putra, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (7/4/2022).
"Tapi mending beli di sini (eceran), daripada di SPBU ngantre. Saya sih pertalite, pertamax, apa saja. Kebetulan minyak (BBM) saya lagi habis juga," lanjutnya.
Selain Tuti, seorang warga bernama Hendra mengaku terpaksa membeli pertamax di pedagang eceran karena sedang terburu-buru dan tidak sempat untuk mengantre di SPBU.
"Saya enggak tahu kalau kosong (pertalite). Ya terpaksa mau gimana lagi, saya juga buru-buru," ucap Hendra.
Masih di lokasi yang sama, terdapat beberapa pelanggan yang tidak jadi membeli pertamax di pedagang BBM eceran.
Baca juga: Soal Kenaikan Harga Pertamax, Bos Pertamina: Kami Memahami Kesulitan Masyarakat, Tapi...
Alasannya karena mereka lebih memilih membeli pertalite yang harganya lebih murah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.