Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Siswa SMA Saat Belajar Tatap Muka, Canggung dan Butuh Waktu Berkenalan

Kompas.com - 07/04/2022, 19:14 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen kembali digelar di seluruh sekolah negeri di Jakarta Barat, mulai Kamis (7/4/2022).

Momen ini pun menjadi cerita tersendiri bagi sejumlah siswa di SMA 78, Jakarta Barat. Ada yang mengaku membutuhkan waktu untuk berkenalan dengan teman-temanya, ada pula yang masih merasa canggung.

Indy (17), siswi kelas 11, menantikan sekolahnya menggelar belajar tatap muka. Sebab, sejak masuk SMA, Indy sudah belajar secara daring atau online akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: 774 Siswa SMA 78 Jakarta Ikuti PTM 100 Persen, Orangtua Dukung Belajar Luring

"Pandemi itu dari aku masih SMP kelas 9 semester dua. Sekarang kelas 11 sudah mau naik kelas 12, " kata Indy, Kamis.

Meski sudah hampir dua tahun belajar bersama secara daring, Indy mengaku masih membutuhkan waktu untuk mengenal seluruh teman-temannya.

"Sebagian siswa ada yang sudah kenal waktu PTM 50 persen. Sejak 100 persen sebelum puasa, sudah kenal semua. Sekarang sudah akrab juga," kata Indy.

Rangga (18), siswa kelas 11, masih merasa canggung ketika bertemu teman-temannya di sekolah.

Selama pembelajaran jarak jauh, Rangga belum bisa berteman secara akrab dengan siswa lainnya karena pertemuan yang terbatas.

"Masih agak canggung, karena waktu online itu belum bisa berteman akrab. Sekarang saja masih bingung ngapalin teman-teman," kata Rangga.

Baca juga: PTM 100 Persen Dimulai, Siswa SMA 78 Jakarta: Seru, Teman Belajar Komplet

"Tapi sudah ada satu dua yang akrab. Jadi kayak anak baru lagi, kayak anak kelas 10 lagi," ucapnya.

Mengakrabkan diri

Siswa lainnya, Iqbal, mengaku sudah cukup akrab dengan teman-teman di sekolah. Sejak awal masuk di kelas 10, Iqbal dan teman-temannya sudah saling kenal melalui media sosial.

"Jadi dari kelas 10 itu sudah kenalan. Kan kita ada media sosial, saling follow, saling kenalan, saling tahu kehidupan sehari-hari," kata Iqbal.

Selain itu, Iqbal mengaku beberapa kali bertemu dengan teman-temannya setiap ada kesempatan. "Sudah akrab karena sebelumnya juga pernah ketemu. Kayak bikin tugas bareng," kata Iqbal.

Iqbal mengaku melakukan itu demi menjalin pertemanan di kala pandemi. Sehingga, ia tidak terlalu kehilangan momen di masa SMA. Meskipun, hal itu tetap dilakukannya dengan terbatas.

Baca juga: Besok, SMA 78 Jakarta Mulai Terapkan PTM 100 Persen

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com