"Ini saja sudah ketahuan. Kalau masih ada pertalite habis 4 jerikan dalam sehari, 3 jeriken pertalite 1 jeriken pertamax," ungkap Sujibto.
Baca juga: Harga Pertamax Naik, Pengendara Motor Beralih ke Pertalite dan Rela Antre di Bawah Terik Matahari
Bahkan, Mamy (36), penjual bensin eceran di Jalan Kemakmuran, Sukmajaya, Depok, terpaksa menutup lapak dagangannya akibat aturan terbaru dari Pertamina tersebut.
Biasanya, dalam dua hari sekali Mamy membeli dua jerikan Pertalite dengan harga Rp 285.000. Namun, setelah ada larangan itu, Mamy tidak lagi bisa berjualan.
Sebelum bulan Ramadhan, stok bensin di lapaknya selalu abis dengan harga jual Rp 10.000 per liter.
"Biasanya saya beli (pertalite) Rp 285.000 per jeriken, alhamdulillah sebelum bulan puasa dua jeriken habis. Kalau sekarang enggak ada bensin ya bagaimana," kata Mamy, saat ditemui, Kamis (7/4/2022).
Menyikapi kenaikan harga Pertamax yang memberatkan, harapan seluruh lapisan masyarakat sama, yakni ingin agar harga Pertamax kembali turun.
Alex, pengemudi ojol yang kerap mangkal di kawasan Terminal Tanjung Priok, berharap agar pemerintah bisa kembali menurunkan harga Pertamax supaya pemotor tidak berbondong-bondong beralih menggunakan Pertalite.
Selain menyulitkan dia untuk mendapat Pertalite, kenaikan Pertamax juga memberatkan karena terkadang pengemudi ojol membeli Pertamax sebagai cadangan. Naiknya harga Pertamax tentu semakin memberatkan perekonomian rumah tangganya.
"Kalau bisa jangan ada yang naik. Stabilin lagi saja harganya. Pengguna Pertamax ke Pertalite semua, Pertalite-nya jadi langka, entar susah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.