Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harus Sabar walau Antre Panjang, Uangnya Cuma Cukup Beli Pertalite"

Kompas.com - 08/04/2022, 08:53 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax membuat banyak warga terpaksa beralih ke jenis Pertalite yang lebih terjangkau.

Namun, hal itu membuat antrean Pertalite di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjadi lebih panjang dari biasanya. 

Pemilik kendaraan bermotor dengan kantong pas-pasan pun terpaksa harus bersabar mengantre panjang agar bisa mendapat bahan bakar yang tidak memberatkan kondisi keuangan mereka.

Dampak naiknya harga Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter sangat dirasakan oleh para pengemudi ojek online di Ibu Kota.

Baca juga: Harga Pertamax Naik, Masyarakat Tak Mampu Beli, Pertalite Sulit Dicari, dan Pedagang Eceran Gigit Jari

Supeno (53), seorang pengemudi ojek daring, sejak lama menggunakan Pertalite sebagai bahan bakar kendaraan sepeda motornya. 

Namun, setelah harga Pertamax naik per 1 April lalu, Supeno pun mulai merasakan dampaknya. Ia selalu menemui antrean panjang saat hendak mengisi Pertalite di sejumlah SPBU di Ibu Kota. 

”Walau harus mengantre panjang, ya, terpaksa saya harus bersabar karena pendapatan saya hanya cukup untuk membeli Pertalite,” kata Supeno saat diwawancarai di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (6/4/2022), seperti dilansir Kompas.id

Baca juga: Pedagang BBM Eceran Gigit Jari Gagal Lobi Petugas SPBU untuk Beli Pertalite Pakai Jeriken

Siang itu, Supeno sedang duduk di pinggir jalan kawasan Kemang sambil menunggu order masuk di ponselnya. Keluar rumah sejak pagi, ia baru mendapatkan Rp 23.000, belum cukup untuk mengisi bensin hingga full tank.

Supeno tidak sendiri menunggu pesanan masuk. Rekannya, Joko (47), tengah memperhatikan layar telepon pintarnya sambil menunggu pelanggan. Sudah sekitar satu jam dia tidak menerima pesanan. 

”Sudah susah cari penumpang, harga bensin dan sembako pun naik semua. Pusing saya,” kata Joko sambil rebahan di selembar tikar warna-warni persis di depan rumah perawatan kecantikan di kawasan Kemang.

Baca juga: Saat Pengemudi Ojol Mengeluh Sulit Dapat Bahan Bakar, Pengguna Pertamax ke Pertalite Semua

Walau kondisi tubuh sudah tak sekuat muda dulu, ia harus bekerja keras lantaran harus menghidupi kelima anaknya. ”Kalau tidak usaha, mau dikasih makan apa anak saya,” katanya.

Joko memerinci, rata-rata pendapatannya sehari sekitar Rp 100.000. Itu pun kalau kerja ngoyo dari pagi hingga malam. Uang sebesar itu harus dibagi dengan uang bensin di mana dalam satu hari ia harus mengeluarkan uang hingga Rp 30.000 per hari.

Kondisi semakin berat dengan naiknya harga kebutuhan pokok atau sembako.

”Gara-gara harga sembako dan bensin naik, saya sudah lima bulan tidak bayar kontrakan. Untung yang punya kontrakan baik, saya pun masih diberikan tumpangan,” ujar Joko yang sudah enam tahun menjadi pengemudi ojek daring.

Baca juga: Harga Pertamax Naik, Pengendara Motor Beralih ke Pertalite dan Rela Antre di Bawah Terik Matahari

Antrean panjang Pertalite

Sejak kenaikan harga Pertamax per 1 April, Pertalite jadi sulit didapat. Kalaupun Pertalite tersedia, warga harus rela mengantre panjang.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com