JAKARTA, KOMPAS.com - Belasan pelajar sekolah teknik menengah (STM) diamankan di pos penjagaan di wilayah Jakarta Timur karena hendak ikut aksi demonstrasi di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022).
Kepala Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur AKBP Edy Surasa mengatakan, ada lima pelajar STM yang diamankan di Jalan Raya Bogor.
"Itu anak STM yang dari Depok atau Bogor. Rencana mau ke sana (gedung DPR) gabung teman-temannya yang sudah di pusat," kata Edy kepada wartawan, Senin.
Baca juga: 14 Remaja Diamankan Polisi, Mengaku Hendak Menonton Demo di DPR
Selain itu, jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Cakung juga mengamankan tujuh pelajar STM yang hendak ikut aksi di Gedung DPR/MPR RI.
Ketujuh pelajar itu diamankan di pos penjagaan di Jalan Raya Bekasi.
"Empat pelajar dari Cikarang, tiga pelajar dari Cileungsi. Dari handphone pelajar tersebut, ditemukan pesan ajakan untuk mengikuti aksi demonstrasi," ujar Kapolsek Cakung Kompol Satria Darma.
Sebagai informasi, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM SI akan menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin ini.
Lokasinya bergeser dari rencana sebelumnya yang direncanakan berlangsung di depan Istana Negara, Jakarta Pusat.
Baca juga: Ada Rencana Demo Mahasiswa, Operasional Bus Transjakarta Tetap Normal
Ada empat poin tuntutan yang akan disampaikan mahasiswa dalam unjuk rasa tersebut.
Koordinator Media BEM SI Luthfi Yusrizal menyebutkan, poin pertama adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat.
"Bukan aspirasi partai," kata Luthfi dalam keterangannya.
Poin kedua, BEM SI mendesak para wakil rakyat agar menjemput aspirasi rakyat yang telah disampaikan dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah sejak 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Selanjutnya pada poin ketiga, BEM SI menuntut dan mendesak anggota parlemen secara tegas menolak penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode.
Baca juga: Polisi Akan Amankan Pelajar yang Ketahuan Bakal Ikut Demo di Jakarta
"Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen," kata Luthfi.
Poin terakhir, BEM SI mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo, yang sampai saat ini belum terjawab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.