JAKARTA, KOMPAS.com - Massa aksi demonstrasi dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berusaha masuk ke dalam gedung Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, peserta aksi sudah sekitar satu jam berada di depan Gedung DPR RI. Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan melalui orasi.
Namun, hingga pukul 14.50 WIB, belum terlihat ada pejabat negara yang tiba menemui peserta aksi.
Baca juga: Temui Massa Aksi BEM SI, Kapolri dan 3 Wakil Ketua DPR Naik ke Mobil Komando
"Kepada bapak berjas di dalam, kami sedang berpuasa, kami hanya ingin berbicara! " seru salah satu orator di atas mobil.
Seruan tersebut pun disambut dengan riuh suara massa sembari menggedor-gedor pintu gerbang.
Sebelumnya, para pedemo juga sempat memanjat gerbang untuk memasang spanduk bertuliskan kalimat sindiran bagi pemerintah dan juga para anggota DPR/MPR RI.
Baca juga: Ribuan Mahasiswa Padati Depan Gedung DPR, Exit Tol Senayan Ditutup
Setelah itu, mereka bernyanyi bersama sambil berteriak meminta agar gerbang dibuka dan mempersilahkan para mahasiswa masuk ke area DPR/MPR RI.
"Buka, buka pintunya, buka pintunya sekarang juga," teriak massa aksi.
Sebagai informasi, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM SI akan menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin ini.
Bergeser dari lokasi sebelumnya yang direncanakan berlangsung di depan Istana Negara, Jakarta Pusat.
Baca juga: Aliansi BEM Mahasiswa Geruduk Kantor DPRD Kota Bekasi
Ada empat poin tuntutan yang akan disampaikan mahasiswa dalam unjuk rasa tersebut.
Koordinator Media BEM SI Luthfi Yusrizal menyebutkan, poin pertama adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat.
"Bukan aspirasi partai," kata Luthfi dalam keterangannya.
Poin kedua, BEM SI mendesak para wakil rakyat agar menjemput aspirasi rakyat yang telah disampaikan dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah sejak 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Selanjutnya pada poin ketiga, BEM SI menuntut dan mendesak anggota parlemen secara tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode
"Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen," kata Luthfi.
Poin terakhir, BEM SI mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo, yang sampai saat ini belum terjawab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.