JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan, momentum Ramadhan menjadi salah satu penyebab terjadi kemacetan yang masif di Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir.
Dia menjelaskan, pada sore hari akan ada banyak warga yang pulang secara bersamaan untuk mengejar momen buka puasa bersama keluarga.
"Seperti yang kita ketahui saat ini bulan Ramadhan, tentu pada sore hari seluruh warga ingin buka bersama di rumah sehingga seluruh kendaraannya masuk berada di jalan pada posisi yang sama, tentu itu menyebabkan kepadatan di beberapa titik," kata Syafrin saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/4/2022).
Baca juga: Polisi Ungkap Penyebab Jakarta Lebih Macet Saat Bulan Puasa
Selain itu, status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2 di DKI Jakarta juga meningkatkan arus lalu lintas dibandingkan saat PPKM Level 3.
"Dari hasil evaluasi kami pada minggu terakhir dibandingkan PPKM Level 3 bahwa secara rata-rata volume kendaraan di hari pelaksanaan PPKM Level 2 (alami) peningkatan sedikit yakni sekitar 5,5 persen," imbuh dia.
Penyebab kemacetan ketiga, yaitu tradisi ziarah yang biasa dilakukan masyarakat Jakarta pada awal bulan suci Ramadhan.
Baca juga: Antisipasi Kemacetan akibat Demo Mahasiswa, Dishub DKI Kerahkan 100 Petugas
"Masyarakat kita (yang) melakukan ziarah di beberapa lokasi adanya ziarah itu kendaraan parkir tentu itu jadi hambatan dan jadi perlambatan lalu lintas," ucap Syafrin.
Solusi yang ditawarkan oleh Dishub DKI yaitu dengan mengarahkan petugas untuk mengatur parkir kendaraan untuk para peziarah.
"Kemudian di beberapa titik potensial menjadi akses utama kendaraan menuju pulang ke rumah (untuk berbuka puasa) di sana kami perkuat anggota, tentu koordinasi dengan rekan Ditlantas Polda Metro Jaya untuk melakukan pengaturan secara intensif di sana," kata Syafrin.
Dishub DKI Jakarta juga akan memaksimalkan area traffic control system (ATCS) dengan memperpanjang durasi lampu hijau di beberapa titik lampu lalu lintas.
"Jadi artinya di beberapa simpang yang kemudian potensial di kaki-kaki tertentu terjadi antrean panjang, itu otomatis diberi waktu hijau yang lebih panjang," kata Syafrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.