JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat mengamankan terduga pelaku penjambretan yang menodongkan benda menyerupai senjata api (senpi) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Niko Purba mengatakan, kedua pelaku tersebut berinisial BA (23) dan NS (29).
"Subnit Jatanras Unit Krimum Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mengamankan pelaku dugaan pencurian dengan kekerasan yang sempat viral di media sosial. Pelaku yang kami amankan dua orang, yang memang sesuai dengan ciri-ciri di CCTV," kata Nicko di Slipi, Selasa (12/4/2022).
Kepada polisi, keduanya mengaku sudah beberapa kali melakukan aksi pencurian dengan kekerasan tersebut.
"Memang pelaku ini sudah beberapa kali melakukan, baik itu berdua sebanyak enam kali, di daerah Kebon Jeruk, Palmerah, dan kadang di Keboyran Lama," ungkap Nicko.
Baca juga: Polda Metro Jaya Tetapkan 6 Tersangka Pengeroyok Ade Armando Saat Demo 11 April di DPR
"Sedangkan pelaku DS ini kalo sendiri juga pernah melakukan, itu sudah empat kali lebih," kata Nicko.
Pelaku mengaku melakukan perbuatan itu karena terlilit utang yang harus segera dibayar lunas dalam setahun ini.
Akibat perbuatannya, pelaku disangkakan Pasal 365 ayat 2 tentang pencurian pemberatan dengan ancaman maksimal 13 tahun penjara.
Sebelumnya diberitakan, dua pria disebut menodongkan senjata api dan merampas ponsel milik seorang remaja di Jalan T 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Sabtu (26/3/2022).
Indra (40), orangtua korban, mengatakan bahwa anaknya yang berusia 13 tahun dan dua teman sebayanya tengah duduk sembari bermain game di ponsel saat kedua pria itu datang dan melancarkan aksi mereka.
Baca juga: Polda Metro Jaya: Jumlah Tersangka Pengeroyok Ade Armando Masih Akan Bertambah
"Anak-anak lagi pada main, tiba-tiba ada satu kendaraan menghampiri. Ada dua orang," kata Indra saat ditemui di kediamannya, Senin (28/3/2022).
Kata Indra, dua pria itu langsung menodongkan sebuah senjata api dan merampas ponsel milik anaknya.
"Anak-anak bilangnya (ditodong) pistol. Tapi kurang tahu saya. Di CCTV sudah lihat, tapi memang kurang jelas," kata dia.
"Anak-anak ya takutlah, mau (senjata) beneran atau bohongan, pasti takut. Namanya anak-anak," imbuhnya.
Ia pun menyayangkan kejadian ini bisa terjadi di lingkungan permukiman warga. Ia juga mengkhawatirkan kondisi anaknya yang masih trauma dengan kejadian tersebut.
"Anak saya nangis mulu semalam karena takut kalau keluar rumah. Jadi kasihan anak-anak. Kalau keluar rumah, jadi trauma," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.