JAKARTA, KOMPAS.com - Iskandarsyah, seorang pedagang nasi goreng yang juga guru mengaji yang memiliki 90 murid di Jalan H Irin, Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kini mendapatkan perhatian pemerintah.
Untuk diketahui, untuk dapat mengajar murid-muridnya secara bergantian, Iskandar menyewa lahan kosong untuk dibangun majelis sebesar Rp 15 juta per tahun.
Baca juga: Kisah Guru Ngaji Iskandarsyah, Bangun Tempat Mengajar dengan Berutang, Kini Punya 90 Murid
Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin memberikan bantuan berupa uang tunai kepada Iskandar pada Kamis (14/4/2022) ini.
Munjirin mengatakan, bantuan uang tunai tersebut diberikan untuk memperpanjang sewa lahan yang saat ini digunakan Iskandar sebagai tempat mengajar.
"Bantuan kontrak untuk satu tahun sudah saya sampaikan ke Ustaz Iskandar. Tidak jadi minggu depan, (tetapi diberikan) hari ini," ujar Munjirin saat dikonfirmasi, Kamis.
Baca juga: Tekad Yahya Edward Jadi Guru Mengaji, Ingin Hidup Bermanfaat bagi Orang Lain
Munjirin berharap sosok Iskandar, yang mendidik anak-anak dalam urusan agama tanpa pamrih, bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.
"(Murid yang tak kuat bayar) semua gratis dan dibiayai dari hasil Ustaz Iskandar berjualan nasi goreng dan kwetiau. Saya berharap akan banyak lahir sosok-sosok seperti Ustaz Iskandar di Jakarta Selatan," kata Munjirin.
"Saya mengajak kepada para dermawan untuk bisa membantu, di mana tempat belajar (Iskandar) sekarang masih ngontrak agar bisa miliki tempat sendiri," ucap Munjirin.
Iskandar mulai mengajar mengaji pada 2003, tepat saat ia menginjakkan kaki di wilayah Lebak Bulus. Saat itu ia dan sang istri belum dikaruniai anak.
"Saat itu saya melihat jarang sekali guru ngaji. Saya perhatikan, akhirnya saya bilang sama ibu-ibu, 'Ntar tolong ibu, anak-anak di suruh ngaji'," kata Iskandar, Senin lalu.
Saat itu, Iskandar memanfaatkan ruang tamu kontrakan sebagai tempat untuk mengajar.
Tak terasa, waktu terus berlalu, hari berganti minggu, anak-anak yang belajar mengaji terus bertambah.
Baca juga: Sedikit demi Sedikit, Aku Ingin Memberantas Buta Baca Al Quran...
Tempat Iskandar mengajar tak muat lagi menampung murid-muridnya. Kala itu ia pernah mengajukan untuk mengajar di masjid terdekat, tetapi tidak diperkenankan dengan suatu alasan.
"Saya ingat sampai 2004, tepat kejadian tsunami di Aceh, itu murid saya sudah hampir 50. Akhirnya saya dapat uang Rp 1 juta buat sewa lahan di Jalan H Gandun," ucap Iskandar.
Lahan kosong yang disewa Iskandar itu seluas 250 meter persegi. Di lahan tersebut, ia kemudian membangun tempat mengaji dengan bangunan semipermanen.