JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap pria yang memukul Ade Armando kali pertama di tengah aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022).
Pria yang bernama Dhia Ul Haq itu ditangkap di salah satu pondok pesantren di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (13/4/2022).
Sebelum ditangkap kepolisian, Dhia sempat meminta maaf kepada seseorang yang dihormatinya di pondok pesantren, lokasi di mana ia akhirnya ditangkap polisi.
Berikut rangkuman berita soal penangkapan Dhia:
Ditangkap saat dini hari
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menyebut, Dhia ditangkap pada Rabu dini hari.
"Dini hari tadi pukul 02.30 WIB, tim PMJ (Polda Metro Jaya) berhasil tangkap pelaku ketiga (Dhia Ul Haq). Yang bersangkutan kami tangkap lokasi di ponpes (pondok pesantren), di Serpong, Tangsel," ujar Zulpan dalam keterangannya, Rabu.
Baca juga: Dhia Ul Haq, Pemukul Pertama Ade Armando Ditangkap di Pesantren Wilayah Tangsel
Zulpan mengatakan, Dhia menjadi pelaku ketiga yang ditangkap. Dua orang bernama Komarudin dan Muhammad Bagja lebih dahulu ditangkap.
Hingga saat ini, motif Dhia memukul Ade Armando belum diketahui karena masih diperiksa.
Sempat meminta maaf
SA (16), santri di ponpes tempat Dhia Ul Haq ditangkap, berujar bahwa pelaku pemukul Ade Armando itu mendatangi pondok tersebut untuk meminta maaf kepada seseorang yang dihormatinya.
"Dhia Ul Haq datang ke pondok itu menyampaikan permintaan maaf ke seseorang yang dihormatinya," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (14/4/2022).
"Jadi sebenarnya bukan ditangkap atau bersembunyi di pesantren, itu salah," sambung SA.
Menurut SA, Dhia mengaku menyesal dan akan bertanggungjawab dengan perbuatannya.
Baca juga: Sebelum Ditangkap, Pengeroyok Ade Armando Ini Minta Maaf ke Gurunya di Pondok Pesantren
Dhia mendatangi seseorang yang sudah ia anggap sebagai orangtuanya.
Sebelum orangtua Dhia meninggal, sosok yang ada di pesantren itu telah diberikan amanat untuk merawat dan mendidik Dhia, beber SA.
"Kita dapat berita saudara Dhia Ul Haq ini adalah seorang anak yatim. Sebelum ayahnya meninggal, dia berpesan kepada seseorang ini, yang maaf tidak bisa disebutkan namanya," ungkap SA.
Ia menegaskan bahwa ponpes tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan penangkapan Dhia.
Hanya saja, saat itu, kebetulan pelaku datang ke sana untuk meminta maaf sebelum akhirnya mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca juga: Kuasa Hukum Minta Polisi Identifikasi Massa yang Lucuti Celana Ade Armando
SA juga menegaskan bahwa Dhia bukan merupakan alumni dari pondok tersebut.
"Karena pondok yang sedang saya pelajari di sini baru berdiri 2 tahun, sedangkan saudara Dhia Ul Haq alumnus pesantren di Jawa," pungkasnya.
Sekitar pondok didatangi polisi
Sementara itu, warga sekitar ponpes tempat Dhia ditangkap mengaku tidak mengetahui proses penangkapan yang terjadi kepada pelaku yang memukul Ade Armando kali pertama itu.
Seorang warga bernama Tri (50) mengaku didatangi dua orang polisi sebelum penangkapan Dhia terjadi. Mereka bahkan bertanya mengenai Dhia kepadanya.
Baca juga: Pemukul Pertama Ade Armando Ditangkap di Ponpes Tangsel, Warga: Malamnya Ada Polisi Ngopi di Sini
"Pas malamnya ada polisi dua orang, ngopi di sini. Nanya kenal sama orang ini enggak, ditunjukkin fotonya. Saya bilang enggak kenal, itu bukan orang sini," ujar Tri saat ditemui, Kamis.
Menurut dia, kedua polisi itu sangat penasaran dengan identitas Dhia. Akan tetapi, kata dia, polisi akan menangkap Dhia bukan karena kasus pengeroyokan.
"Alasannya bukan itu, alasannya punya utang motor atau apalah. Orangnya itu (seperti dalam foto yang beredar di medsos)," ujar Tri.
Saat ditanya polisi, Tri mengaku tidak asing dengan wajah Dhia. Namun, Tri menegaskan bahwa dia sama sekali tidak mengenal Dhia, karena yang berangkutan bukan warga setempat.
"Terus pagi-pagi ada yang nanya singgah di warung saya. Ibu kenal enggak yang itu semalam ditangkap, enggak, 02.30 WIB malam ketangkap bu yang Ibu cerita sama polisi itu sudah ditangkap," jelas Tri mengulangi obrolannya.
Dari situlah Tri mengetahui bahwa Dhia ditangkap di pondok itu berkait kasus pengeroyokan terhadap Ade Armando.
Menurut dia, tidak ada warga yang menyadari peristiwa penangkapan yang berlangsung pada dini hari menjelang sahur tersebut.
Warga sekitar kemudian mengetahui mengenai penangkapan Dhia setelah informasi itu beredar luas di media sosial.
Tri meyakini bahwa Dhia bukan merupakan bagian kepengurusan ataupun pelajar di ponpes tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.