Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Nilai Keikhlasan dari Guru Ngaji Yahya Edward yang Tak Pernah Meminta Bayaran...

Kompas.com - 16/04/2022, 04:30 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Memiliki pamor setelah masuk ke pemberitaan di berbagai media tak lantas membuat Yahya Edward Hendrawan mengubah nilai hidup yang ia miliki sebagai guru mengaji.

Pria yang tinggal di Pinang, Kota Tangerang, ini bercerita bahwa dirinya tak pernah meminta bayaran kepada murid-muridnya.

Nilai yang ia tanamkan selama 20 tahun menjadi guru mengaji adalah nilai keikhlasan.

"Kenapa saya ngajar ngaji enggak minta bayaran? Biar nanti Allah, bukan manusia yang bayar. Bayarnya apa? Ya amal ibadah saya. Allah bayar di akhirat," tutur pria 39 tahun itu kepada Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

"Yang penting iklhas berbuat saja. Kita bekerja untuk Allah. Allah enggak akan menelantarkan kita di dunia," sambung dia.

Baca juga: Kisah Guru Ngaji Iskandarsyah, Bangun Tempat Mengajar dengan Berutang, Kini Punya 90 Murid

Di sisi lain, Yahya tak menampik bahwa ia menerima bayaran jika diberikan oleh orangtua atau muridnya secara sukarela.

Pria yang mengenakan kostum selayaknya badut beserta riasannya saat mengajar ngaji itu pun meletakkan bayaran yang dia terima ke dalam kotak amal di Taman Baca.

Taman Baca sendiri merupakan salah satu program mengajar yang Yahya miliki. Program untuk itu beroperasi di kediaman Yahya di wilayah Pinang.

"Kalau dikasih itu namanya rezeki. Aku enggak munafik, aku terima. Nanti kan aku ada kotak amal di Taman Baca, aku masukin ke situ. Jadi untuk kebutuhan di Taman Baca," bebernya.

Yahya mengaku baru mengambil uang itu untuk kebutuhan pribadinya jika sedang kepepet.

"Kecuali aku lagi kepepet, enggak ada uang, aku ambil. Misal aku pakai berapa nih, sekian, hanya Allah yang tahu catatan aku kan. Setelah itu aku masukin lagi itu untuk Taman Baca lebih maju," kata Yahya.

Selain mengajar anak kecil, pria itu juga mengajar warga lanjut usia (lansia) di kediamannya.

Baca juga: Kisah Abdurrahman Mencari Rida Allah lewat Pengabdian sebagai Guru Ngaji...

Mencari nafkah dengan membadut

Untuk menghidupi dirinya dan keluarga, Yahya bekerja sebagai badut di pesta-pesta ulang tahun, biasanya setiap akhir pekan.

Bayaran yang ia dapat adalah sekitar Rp 400.000 untuk satu kali penampilan.

Yahya sendiri mengaku bahwa bayaran sebesar itu tidak cukup untuk menafkahi keluarganya.

Akan tetapi, nilai keikhlasan lah yang membuat Yahya bisa terus melangkah.

"Karena kita istiqomah, ikhlas dalam berbuat, maka Allah akan membuka pintu rezeki yang saya enggak tahu datangnya dari mana. Kadang ada saja," tutur Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com