JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tersangka kasus pengeroyokan terhadap dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando saat kericuhan di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022) belum tertangkap.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya, Komisaris Besar Endra Zulpan mengatakan, identitas dua tersangka tersebut sudah teridentifikasi oleh penyidik. Satu di antaranya diketahui bernama Ade Purnama.
"Masih ada dua orang lagi, pertama atas nama Ade Purnama sama satu lagi yang pria pakai topi itu," ujar Zulpan, saat dikonfirmasi, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Kondisi Terkini Ade Armando, Masih Dirawat Intensif di Rumah Sakit
Zulpan belum dapat mengungkapkan sosok satu tersangka lain yang menggunakan topi saat aksi pengeroyokan Ade Armando.
Dia mengatakan, polisi masih mengejar dua tersangka tersebut. "Masih dalam pengejaran oleh penyidik di lapangan, masih dikejar," kata Zulpan.
Sebelumnya, polisi telah menangkap enam pengeroyok Ade Armando, yakni Komarudin, M Bagja, Dhia Ul Haq, Abdul Latip, Markos Iswan, dan Alfikri Hidayatullah.
Selain itu, polisi juga menangkap seorang pria bernama Arief Pardiani yang diduga menjadi provokator.
"Terhadap mereka yang sudah ditangkap, kami periksa dan mereka ditetapkan sebagai tersangka aksi kekerasan ini," kata Zulpan, Kamis (14/4/2022).
Kericuhan dan pengeroyokan Ade Armando terjadi setelah demonstrasi yang digelar aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, ada oknum yang memanfaatkan aksi demonstrasi aliansi BEM UI untuk berbuat rusuh.
"Kami sangat sayangkan ada sekelompok yang memancing di air keruh, yang tujuannya bukan untuk menyampaikan pendapat, tapi memang niatnya membuat kerusuhan," kata Fadil dalam konferensi pers, Senin malam.
Baca juga: Menyoal Kesalahan Polisi Umumkan Tersangka Pengeroyokan Ade Armando
Fadil menjelaskan, setelah massa BEM SI membubarkan diri, ada sekelompok orang yang berbuat rusuh. Sekelompok orang itu kemudian mengeroyok Ade Armando hingga babak belur.
"Setelah (aspirasi) diterima dan mahasiswa kembali (bubar), ada kelompok massa dan kami sudah identifikasi melakukan pengeroyokan dan penganiayaan kepada saudara Ade Armando," ujar Fadil.
Polisi kemudian mengevakuasi Ade Armando. Namun, sejumlah anggota kepolisian malah diserang hingga terluka.
"Pada saat anggota melakukan evakuasi, massa non-mahasiswa bertambah beringas menyerang anggota, sehingga enam anggota kami yang melakukan evakuasi, terluka," ucap Fadil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.