JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah lama tidak beroperasi karena pandemi Covid-19, pasar takjil di Bendungan Hilir (Benhil), Tanah Abang, Jakarta Pusat, kali ini kembali untuk memanjakan lidah para pecinta kuliner.
Pasar takjil yang biasa hadir setiap bulan Ramadhan ini menyediakan berbagai jenis makanan yang cocok disajikan untuk berbuka puasa, mulai dari aneka es yang segar hingga gorengan.
Salah satu dagangan yang menarik minat pembeli adalah kuliner khas Sumatera Barat atau Minangkabau yang jarang ditemukan di Ibu Kota.
Bobi (40), pedagang takjil khas Minangkabau, mengaku sudah berjualan selama 24 tahun di pasar takjil Benhil.
Jika sebelumnya posisi lapak Bobi berada di pasar tradisional Bendungan Hilir, kini ia berjualan di pasar takjil yang terletak di Pos Polisi Bendungan Hilir.
Baca juga: Pasar Takjil di Bendungan Hilir Tetap Ramai Meski Diguyur Hujan
Di sana, Bobi menjual aneka ragam makanan khas Minangkabau yang sulit ditemukan di warung makanan khas Minangkabau yang lain, seperti katupek katan, lopis padang, lamang tapai, sarikayo, lemper bakar, dan lapek bugih.
Makanan-makanan di atas berbeda dari kuliner khas Minangkabau yang biasa dikenal luas warga Jakarta, yakni bercita rasa pedas dan gurih.
Lamang tapai, misalnya, memiliki rasa manis dan sedikit asam karena salah satu komponennya, yakni tapai, sudah melewati masa fermentasi berhari-hari.
Kuliner purba khas wilayah Tanah Datar ini memadukan lemang (lamang) yang terbuat dari beras ketan putih dengan ketan (katan) yang merupakan fermentasi dari ketan merah.
Lamang sendiri dibuat dengan cara tradisional, yakni menuangkan beras ketan putih ke dalam ruas bambu muda yang telah dipotong dan dibalut dengan daun pisang di bagian dalamnya.
Adonan tersebut selanjutnya disangrai di atas bara api.
Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta Pusat
"Ini ada lamang tapai, ini ketan dibungkus daun lalu dimasukan ke dalam bambu. Setelah itu bambunya dibakar. Nanti dimakan dengan tapai juga," jelas Bobi saat ditemui di lapaknya.
Menurut Bobi, makanan yang paling laris dijual di tempatnya adalah katupek katan, yakni ketan yang direbus menggunakan santan berbumbu.
Ketupat ini bisa dimakan sebagai pencuci mulut, atau dengan lauk seperti rendang ataupun gulai.
"Katupek katan itu ketan yang dibungkus seperti ketupat, lalu dimasak, direbus dengan santan," jelas Bobi.