Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Naik, Naik, BBM Naik... Tinggi, Tinggi Sekali..."

Kompas.com - 21/04/2022, 16:20 WIB
Tria Sutrisna,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan menyampaikan kritik atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2022).

Kritik tersebut disampaikan mahasiswa pengunjuk rasa sambil bernyanyi dengan nada lagu Naik-naik ke Puncang Gunung.

"Naik, naik, BBM naik," teriak salah satu mahasiswa yang menjadi orator di atas mobil pengeras suara.

"Tinggi-tinggi sekali," sahut para mahasiswa.

Baca juga: Jokowi: Mustahil Harga BBM Tidak Naik, Situasi Tak Memungkinkan

Selain kenaikan harga BBM, mahasiswa juga menyampaikan enam tuntutan lainnnya, antara lain terkait penolakan terhadap isu jabatan presiden tiga periode, kenaikan harga bahan pokok, dan penuntasan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Kemudian, mahasiswa juga mengkritik kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen.

"Naik, naik, pajaknya naik. Tinggi, tinggi sekali," kata para mahasiswa.

Dalam unjuk rasa itu, mahasiswa berharap Presiden Joko Widodo atau perwakilan dari Istana bersedia bertemu massa aksi.

"Sudah saatnya kita bergandeng tangan untuk menyuarakan dan memastikan hatinya (Presiden Jokowi) tersentuh untuk kita," kata orator.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak mungkin pemerintah tak menaikkan harga BBM.

Kenaikan ini disebabkan karena ekonomi global yang sedang bergejolak, utamanya lonjakan inflasi yang terjadi hampir di semua negara.

"Enggak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, nggak mungkin. Oleh sebab itu kemarin naik Pertamax," kata Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Unjuk Rasa di Patung Kuda, Mahasiswa Tuntut Jokowi Stabilkan Harga Pangan dan BBM

Menurut Jokowi, kenaikan inflasi menyebabkan dunia mengalami krisis dan situasi yang sulit.

Amerika misalnya, saat ini inflasinya sudah mencapai angka 7,9 persen. Padahal, biasanya di bawah angka 1.

Inflasi di Uni Eropa yang biasanya di kisaran angka 1 juga naik, masuk ke angka 7,5 persen. Turki bahkan telah mencapai angka inflasi hingga 54 persen.

Oleh karenanya, kata Jokowi, pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM.

"Ini angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan," ujar Jokowi.

Diketahui, Pertamina resmi menaikkan harga BBM jenis Pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter, dari sebelumnya sekitar Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Kenaikan ini mulai berlaku 1 April 2022.

Sementara, BBM subsidi seperti Pertalite tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter. Adapun porsi konsumsi BBM subsidi mencapai 83 persen, sedangkan porsi konsumsi Pertamax sebesar 14 persen.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com