Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Baju Adat Layaknya Kartini Saat Demo di Gedung DPR/MPR, Massa Aksi: Perjuangan itu Susah

Kompas.com - 21/04/2022, 16:38 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian perempuan yang menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (21/4/2022), kompak mengenakan baju adat.

Kamis ini diketahui merupakan peringatan Hari Kartini.

Salah satu perempuan yang lantang menyuarakan opininya di depan ratusan massa aksi ialah Sunarti.

Dia berorasi di atas mobil yang terparkir tepat di depan gerbang Gedung DPR/MPR.

Baca juga: Situasi Demo Mahasiswa 21 April Pukul 16.00: Pria Diduga Provokator Ditangkap dan Jalan Mulai Ditutup

Di bawah terik matahari, Sunarti mengenakan baju adat Jawa berwarna hijau, lengkap dengan bawahan berupa kemben bercorak batik coklat.

Dia mengaku sengaja mengenakan baju adat dalam kesempatan ini untuk memperingati jasa-jasa RA Kartini terdahulu.

"Saya hari ini memakai baju adat. Kehormatan perempuan Jawa, RA Kartini, itu adalah pejuang yang memerdekakan kaum perempuan indonesia," ujarnya saat ditemui.

Baca juga: Ini Daftar Link CCTV untuk Pantau Kondisi Terkini Demo Mahasiswa dan Buruh 21 April

"Maka hari ini, tepat tanggal 21 April, saya sebagai perempuan harus mengingat perjuangan Kartini," sambung dia.

Mantan Ketua Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Tahun 92 itu menyebut, untuk meraih perjuangan memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Menurut dia, tak ada perjuangan yang diraih secara instan.

Ia mengaitkan nilai meraih perjuangan membutuhkan waktu yang tak sebentar dengan salah satu judul buku yang ditulis RA Kartini, "Habis Gelap Terbitlah Terang".

"Ya seperti, habis gelap terbitlah terang. Dalam perjuangan itu kan susah dulu, baru menghasilkan. Dan perjuangan hari ini juga sama," ungkap Sunarti.

Dia menuturkan, para perempuan yang turut tergabung dalam unjuk rasa Kamis ini banyak yang berasal dari luar Jakarta. Ada yang dari Solo, Garut, Bandung, bahkan Surabaya.

"Tuntutan kita sama, tidak ada yang beda. Kuncinya Omnibus Law," katanya.

Pantauan Kompas.com, massa aksi yang memenuhi depan Gedung DPR/MPR terdiri dari dua aliansi, yakni kumpulan buruh dan mahasiswa.

Mereka masih menyuarakan tuntutannya hingga pukul 15.29 WIB.

Sementara itu, kepolisian kini juga bersiaga dari sisi luar dan dalam pagar gedung parlemen tersebut.

Sedikitnya ada 10 tuntutan yang akan disampaikan oleh elemen buruh dan mahasiswa dalam aksi demo 21 April 2022.

Adapun aksi ini digelar bersamaan dengan demonstrasi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, yang dilaksanakan oleh Aliansi BEM SI Kerakyatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com