JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah emak-emak ikut bergabung dalam aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa dan buruh di depan Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (22/4/2022).
Mereka menuntut Presiden Joko Widodo untuk secara legawa mundur dari jabatannya.
"Yang terpenting, Bapak Jokowi semoga legawa seperti Soeharto (Presiden ke-2 RI). Penginnya seperti itu karena udah enggak bener pemerintahan ini. Makin banyak kegaduhan yang ada di pemerintahan," kata Ki, seorang emak warga Kabupaten Bogor.
Baca juga: Tuntut Jokowi Mundur dari Jabatannya Sekarang, Emak-emak: Semoga Legawa seperti Soeharto
Saat ditanya apakah yang dimaksud adalah Jokowi mundur pada tahun 2024 sesuai masa jabatannya, Ki membantah hal tersebut. Ia meminta Jokowi mundur saat ini juga.
"Oh, iya, dong sekarang. Masa mau nanti? Mau nanti 2024 gitu, dia (Jokowi) turun? Ya sama juga bohong. Kita menuntut legowo-lah Pak Jokowi turun," ucap Ki.
Dia menilai, Jokowi merupakan sosok presiden yang baik. Namun, menteri-menterinya kurang berkoordinasi. Dalam kesempatan itu, Ki tak mengungkapkan maksud dari menteri-menteri yang kurang berkoordinasi tersebut.
"Sebenarnya, menurut saya pribadi, Jokowi baik. Tapi di samping-sampingnya itu lho, menteri-menterinya kurang koordinasi," sebutnya.
Baca juga: Demo 21 April Diklaim Kondusif, Polda Metro Jaya: Terima Kasih Mahasiswa dan Elemen Buruh
Ki datang ke gedung parlemen bersama ketiga temannya yang semuanya emak-emak dengan menaiki KRL. Mereka turun di Stasiun Cawang dan menggunakan layanan taksi online menuju Gedung DPR/MPR.
Mereka mengakui bukanlah bagian dari mahasiswa ataupun buruh, melainkan mendukung aksi unjuk rasa yang dilakukan dua elemen tersebut.
"Karena memang perlu reformasi sebenarnya karena reformasi yang sekarang sudah kebablasan. Sekarang kita-kita yang waras, kita harus terjun langsung," kata Ki.
Baca juga: Datang dari Bogor ke Gedung DPR demi Ikut Demo, Emak-emak: Kita yang Waras Harus Terjun Langsung
Dia menuturkan, beberapa tuntutan yang juga didukung olehnya adalah soal penurunan harga minyak goreng dan sejumlah kebutuhan rumah tangga lainnya.
"Masalah outsourcing yang di Omnibus Law juga. Karena anak-anak muda sekarang kayak enggak punya harapan. Setiap bulan dia waswas diputus kerja. Menurut saya, itu harus dihilangkan," kata dia.
Ki menegaskan, dirinya bukanlah massa bayaran. Ia dan rekan-rekannya menggunakan uang pribadi untuk menuju ke Jakarta.
"Saya bukan massa bayaran, ini pakai uang pribadi. Kita berangkat dari rumah jam 09.00 WIB, kita sampai sini jam 11.00 WIB," ujar Ki.
Baca juga: Sejumlah Orang Ditangkap Saat Demo di Patung Kuda, Polda Metro: Khawatir Picu Kerusuhan...
Meski mengaku mendukung aksi yang dilakukan massa aksi, sebenarnya tuntutan yang disampaikan Ki dan rekan-rekannya melenceng dari tujuan mahasiswa dan buruh menggelar aksi hari itu.
Sebab, elemen mahasiswa dan buruh tak menyampaikan tuntutan agar Jokowi turun dari jabatan.
Kelompok mahasiswa dan buruh hanya menyampaikan sejumlah kritik terhadap pemerintah terkait sejumlah isu, seperti wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Baca juga: Mahasiswa Akan Terus Bersuara Tolak Perpanjangan Jabatan Presiden sampai Jokowi Lengser
Beikut isi tuntutan yang disuarakan para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan:
Baca juga: Khawatir Jokowi Ingkar Janji, Alasan Mahasiswa Masih Kawal Isu Perpanjangan Jabatan Presiden
Adapun tuntutan buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) adalah sebagai berikut:
Baca juga: Tak Hanya Mahasiswa, Buruh Juga Gelar Demo di Depan Gedung DPR/MPR Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.