JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia relawan menjadi daya tarik tersendiri bagi Marsya Nurmaranti. Ketertarikan Marsya pada kerelawanan dimulai saat berusia 20 tahun.
Dia mulai mencari kegiatan sosial. Misalnya pada bulan Ramadhan, ia terlibat dalam kegiatan sosial di panti asuhan dekat rumahnya.
Saat itu, ia merasa cukup kesulitan untuk mencari komunitas relawan. Sehingga ia hanya bergabung dengan suatu komunitas pada momentum tertentu.
Kemudian, Marsya memutuskan untuk menjadi relawan pengajar karena tertarik dengan dunia anak-anak.
Baca juga: Kasatpol PP Tanjung Priok Evita Wahyu: Kita Mampu Laksanakan Tugas di Lapangan
Ia bergabung dengan Komunitas Sahabat Anak Manggarai di Jakarta Selatan. Informasi soal komunitas tersebut ia dapat dari teman kampusnya di Universitas Indonesia (UI).
Dalam komunitas tersebut, Marsya menjadi pengajar anak-anak kelompok marjinal. Selama lima tahun ia aktif di komunitas Sahabat Anak, sejak 2012 hingga 2017.
Pada 2015, Marsya menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi UI jurusan manajemen marketing. Sebelumnya ia juga kuliah di jurusan komunikasi penyiaran broadcasting ekstensi D3.
Setelah lulus kuliah, ia bekerja di sebuah non-governmental organization (NGO) atau lembaga swadaya masyarakat non-profit. Selanjutnya pada 2016, Marsya bergabung dengan Indorelawan.
Indorelawan merupakan organisasi nirlaba berbasis online yang mempertemukan organisasi sosial dengan siapa pun yang ingin menjadi relawan.
"Penasaran ingin kerja di (lembaga) non-profit, akhirnya beraniin diri 2016 join indorelawan sebagai community manager," ucap Marsya, kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2022).
"Karena job desc-nya itu berhubungan dengan media sosial, berhubungan dengan event. Saat di Sahabat Anak, ternyata skill yang aku dapat bisa aku terapkan di dunia pekerjaan, itu baru awal bergabung," tutur dia.
Baca juga: Cerita Amanda Tergerak Jadi Relawan Covid-19 hingga Cari Pertolongan Ahli untuk Pulihkan Psikis
Setelah bergabung, ia mengaku menjadi semakin tertarik dengan Indorelawan karena menaungi berbagai isu yang ada.
Ada sekitar 19 isu yang menjadi fokus Indorelawan, antara lain pendidikan, kesehatan lingkungan, kesetaraan gender, dan kesejahteraan hewan.
Ia pun merasa cocok dengan Indorelawan karena memiliki visi dan misi yang sama yaitu ingin menjadikan kerelawanan sebagai gaya hidup anak muda Indonesia.
Kini, perempuan kelahiran tahun 1990 ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indorelawan.