JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia kerelawanan dan aktivisme merupakan bagian dari hidup Marsya Nurmaranti. Semangatnya untuk membantu orang lain dilandasi oleh rasa empati yang tinggi.
Perempuan kelahiran tahun 1990 ini merupakan direktur eksekutif di organisasi nirlaba, Indorelawan.
Organisasi yang memiliki volunteer hub di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan ini, menjadi wadah dalam mempertemukan organisasi sosial atau komunitas dengan siapa pun yang ingin menjadi relawan.
Terdapat 19 isu sosial yang menjadi perhatian utama Indorelawan, antara lain pendidikan, kesehatan lingkungan, kesetaraan gender, dan kesejahteraan hewan.
"Isu yang menyatukan, bukan yang berkubu. Ada dua isu utama yang banyak dicari dan banyak relawannya yaitu isu pendidikan dan lingkungan," ujar perempuan yang akrab disapa Asa, kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2022).
Baca juga: Marsya Nurmaranti, Berbagi Kebahagiaan lewat Dunia Kerelawanan
Melalui Indorelawan, Marsya berupaya membangun kesadaran masyarakat, khususnya gen Z atau generasi yang lahir tahun 1997-2012, agar peduli terhadap isu sosial.
Marsya menuturkan, banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan menjadi relawan. Seorang relawan dalam suatu kegiatan sosial bisa belajar menumbuhkan rasa empati, bertemu orang-orang dengan berbagai latar belakang, dan menambah pengalaman.
Selain itu komunitas relawan juga bisa menjadi wadah untuk meningkatkan keahlian. Berbagai pelatihan kerap digelar oleh komunitas.
Marsya menekankan, menjadi relawan bukan sekadar menghabiskan waktu luang, tetapi aktif dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan juga menjadi wadah pengembangan diri.
Indorelawan memiliki program untuk para relawan seperti pelatihan. Kemudian menargetkan anggota komunitas supaya bertahan dan menikmati perannya.
Ke depannya, Marsya berharap agar generasi Z menjadikan semangat gotong royong, jiwa kerelawanan dan aktivisme sebagai bagian dari gaya hidup.
"Di komunitas sangat terbuka, tidak hanya membantu orang lain, tapi banyak yang kita dapat, seperti skill atau keahlian. Kita juga bantu untuk manajemen relawan ada modul dan knowledge-nya. Melibatkan anak-anak muda di komunitas," ungkapnya.
Memanfaatkan media sosial
Menurut Marsya, terdapat dua isu yang saat ini menjadi perhatian anak-anak muda, yakni pendidikan dan lingkungan.
Ia menjelaskan, untuk isu pendidikan biasanya relawan bergerak di bidang mengajar. Seperti bimbel, taman belajar, dan rumah baca yang target penerima manfaatnya anak-anak.
Sementara, isu lingkungan baru melejit selama tiga tahun terakhir ketika Indorelawan mengangkat mengenai isu plastik dan hutan.
"Relawan banyak tertarik di isu itu, aktivitas sosialnya tentang clean up, kerja bakti bersih-bersih pernah kita bikin Jakarta Clean Up Day, bersih-bersih jalanan, sungai, pantai," kata Marsya.
Baca juga: Cerita Amanda Tergerak Jadi Relawan Covid-19 hingga Cari Pertolongan Ahli untuk Pulihkan Psikis
Dengan menginisiasi kegiatan sosial seperti bersih-bersih sampah, diharapkan masyarakat menjadi lebih sadar terhadap isu lingkungan.
Marsya mencontohkan ketika Indorelawan terlibat dalam program bersama organisasi non-pemerintah lain dalam menyuarakan darurat sampah plastik.
Indorelawan dan komunitas lain ikut menginisiasi gerakan World Clean Up Day di Indonesia juga Jakarta Clean Up Day berupa pawai menyuarakan bebas plastik.
Kegiatannya dilakukan pada 2019 lalu. Mereka menuntut pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi penggunaan plastik, misalnya dengan mengimbau perusahaan untuk mengurangi sampah plastik.
Aksi tersebut, kata Marsya, sekaligus menjadi upaya untuk mengajak generasi Z agar tertarik menjadi relawan.
Baca juga: Kasatpol PP Tanjung Priok Evita Wahyu: Kita Mampu Laksanakan Tugas di Lapangan
Selain melalui kegiatan offline, Indorelawan juga memanfaatkan media sosial untuk mengampanyekan isu sosial dan meningkatkan kesadaran generasi muda,
Platform yang digunakan yakni Instagram, Twitter, Facebook, YouTube dan Line Today. Sedangkan LinkedIn masih tahap pengembangan.
Namun, penyebaran kegiatan komunitas yang belum merata di seluruh daerah di Indonesia menjadi salah satu kendala.
Marsya menuturkan, saat ini kegiatan komunitas relawan lebih banyak menyebar di Pulau Jawa.
"Ke depannya ingin menjaring lebih banyak komunitas di daerah. Aku yakin banyak, cuma belum masuk Indorelawan. Aku yakin lebih dari 3.000 komunitas di seluruh Indonesia," kata Marsya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.