DEPOK, KOMPAS.com - Aksi perundungan yang dilakukan oleh siswa di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Pancoran Mas, kota Depok, melibatkan sejumlah anak berkebutuhan khusus (ABK).
Plt Kepala SDN tersebut, Kusrini Maryati mengatakan, kejadian tersebut diawali ketika para siswa sedang mengikuti kelas menggambar dan mewarnai di luar kelas.
"Kemarin, lagi kelas mewarnai dan menggambar, sebagian menggambar, sebagian mewarnai. Karena yang ABK ini sudah selesai kata gurunya masuklah ke kelas," kata Kusrini saat ditemui wartawan, Jumat (22/4/2022).
Untuk di ketahui, jumlah siswa kelas VI berisi 25 siswa yang di antaranya, 10 siswa berkebutuhan khusus dan 15 siswa lainnya reguler. Sementara, 10 siswa berkebutuhan khusus lima di antaranya merupakan ABK tingkat tinggi.
Baca juga: Kasus Perundungan Siswa SD di Depok Libatkan Sejumlah Anak Berkebutuhan Khusus
"Ada 25 siswa di kelas IV, ABK-nya 10, dan 15 siswa reguler dengan dengan dua guru. Jadi bisa dibayangkan, itu yang 10 ABK itu lima di antaranya autisnya tinggi," papar Kusrini.
Lebih lanjut, kata Kusrini, setelah selesai menggambar dan mewarnai para siswa berkebutuhan khusus tersebut diperkenankan masuk kelas oleh gurunya.
Namun, seorang siswa mengadukan kepada gurunya saat korban inisial G (13) menangis setelah memasuki kelas.
"Baru gurunya enggak tahu berapa menit, sudah baku hantam. Menurut cerita dari gurunya, ada anak yang manggil 'Bu Ine itu G nangis, berantem sama J'. Nah ketika gurunya datang, memang nangis si G ini. Dia memang ada kelainan, tidak bisa ngomong," ujar Kusrini.
Saat ditanyai oleh gurunya, pelaku J (13) tak bermaksud merundung siswa G, ia mengaku hanya bercanda.
Baca juga: Dampak Mobil Tertabrak KRL di Depok, Aktivitas 89.000 Penumpang Terhambat
"Dia (pelaku) bilangnya bercanda, 'Ibu aku hanya bercanda' pokoknya dia bilang hanya bercanda," kata Kusrini.
Kusrini berujar salah satu teman kelasnya juga turut merundungi korban G. Selain itu, satu siswa lainnya berinisial R (13) yang memiliki IQ lebih tinggi dari ketiga siswa berkebutuhan khusus tersebut turut merekam aksi yang dilakukan kawan-kawannya.
"Ada satu temannya yang cuma nonton aja kemudian ikutan, yang videokan anak ABK juga (R) tapi IQ-nya lebih tinggi. Nah yang 3 itu IQ-nya di bawah 60," imbuh dia.
Atas kejadian tersebut, Kusrini mengaku akan memberikan sanksi terhadap pelaku perundungan. Untuk itu, ia juga sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).
"Dari sekolah pasti ada ya sanksi, tapi kami lagi bekerjasama dengan dinas terkait. Kami sedang berembuk dan menelusuri terus kepada orang tua yang bersangkutan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.