"Dia tidak mengerti, lalu saya diminta tunggu, kemudian dipertemukan dengan kepala sekuriti," kata Tonan dalam bahasa isyarat.
Baca juga: Disebut Perlakukan Penyandang Tuli dengan Tidak Menyenangkan, Grab Indonesia Minta Maaf
Amanda dalam unggahannya menjelaskan, suaminya ditemui oleh petugas keamanan yang memasang raut wajah masam dan marah.
"Dan diketemukan lagi oleh security lain ( kepala security ) yang lagi2 seperti tidak diterima dengan muka masam,dan raut wajah yang marah2," tulis Amanda.
Merasa komunikasi tidak berjalan lancar, Tonan pun menunjukkan undangan wawancara tersebut. Namun, saat itu Tonan mengaku menerima perlakuan kurang menyenangkan.
"Dia menunjukan isi WA dan undangan yang tertulis bahwa dia diundang interview. Malah Disuruh membaca dengan jelas dan keras, Tonan sudah mengikuti. Sampai di tes dengan dipanggil dari jauh, wah TIDAK SOPAN..," tulis Amanda.
Baca juga: Terlunta-lunta Menunggu Kapal Seharian di Pelabuhan Merak...
Amanda menduga, para petugas sekuriti saat itu tengah mengetes kemampuan pendengaran Tonan.
"malah coba tes lagi, dipanggil, brertepuk tangan kencang-kencang, seolah-olah mengetes pendengarannya yang memang Tuli," lanjut Amanda.
Setelah itu, Amanda menyebutkan, suaminya justru diberi tahu bahwa tidak ada lowongan bagi penyandang tuli.
Berkaca dari peristiwa yang dialami suaminya, Amanda berharap, Grab Indonesia dapat memberikan akses dan fasilitas umum yang ramah disabilitas ke depannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.