JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria penyandang tuli bernama Tonanda mengaku menerima perlakuan kurang ramah ketika hendak melakukan rekrutmen sebagai calon mitra pengemudi Grab Indonesia di kantor Grab di Cakung, Jakarta Timur, Selasa (26/4/2022).
Berdasarkan investigasi tersebut, Grab Indonesia pun menyimpulkan telah terjadi kesalahan prosedural di lapangan. Perlakuan buruk itu disebut dilakukan oleh petugas satpam di kantor Grab.
Chief Communications Officer of Grab Indonesia Mayang Schreiber mengatakan, pihaknya memutuskan untuk mencopot jabatan para pelaku.
"Grab memutuskan untuk mencopot karyawan Grab terkait dari posisinya, menghentikan semua perannya di lini depan dan memindahtugaskan ke pekerjaan administrasi," jelas Mayang.
Selain itu, pihaknya juga telah mengganti seluruh petugas sekuriti di lokasi Cakung dengan personel baru.
"Karyawan yang bersangkutankan menjalani pelatihan tentang budaya disabilitas yang diberikan oleh tim Grab pada 9 Mei 2022, yang dirancang bersama Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI)," kata Mayang.
Selain itu, para karyawan juga diwajibkan mengikuti pelatihan dan membantu komunitas disabilitas mulai bulan depan.
"Karyawan tersebut juga diwajibkan untuk menggunakan sebagian jam kerjanya untuk membantu komunitas penyandang disabilitas yang bekerja sama dengan Grab dan akan dimulai pada tanggal 9 Mei 2022," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, dalam unggahan video berbahasa isyarat yang diberikan sulih teks (terjemahan) di beberapa bagian, Tonan dan istrinya, Amanda, menjelaskan pengalaman saat melakukan interview di kantor pendaftaran mitra di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Baca juga: Disebut Perlakukan Penyandang Tuli dengan Tidak Menyenangkan, Grab Indonesia Minta Maaf
"SURAT TERBUKA untuk @grabid Saya kecewa pelayanan BURUK terhadap suamiku @tonandaputra di tempat pendaftaran mitra @grabid cakung ... Tentu saja saya tidak bisa menerima seperti itu..," ungkap Amanda dalam takarir unggahannya, Selasa.
Tonan menceritakan, ia tengah membutuhkan biaya tambahan. Oleh karenanya, Tonan melamar sebagai mitra pengemudi di Grab Indonesia.
Satu bulan berselang, Tonan menerima panggilan wawancara di kantor tersebut.
Setibanya di lokasi wawancara, Tonan menunjukkan surat undangan kepada petugas sekuriti. Saat bertemu petugas satpam, ia ingin menyampaikan bahwa tidak bisa mendengar.
"Dia tidak mengerti, lalu saya diminta tunggu, kemudian dipertemukan dengan kepala sekuriti," kata Tonan dalam bahasa isyarat.
Baca juga: Viral, Penyandang Tuli Mengaku Diperlakukan Buruk Saat Melamar Jadi Mitra Pengemudi Grab Indonesia
Amanda dalam unggahannya menjelaskan, suaminya ditemui oleh petugas keamanan yang memasang raut wajah masam dan marah.
"Dan diketemukan lagi oleh security lain ( kepala security ) yang lagi2 seperti tidak diterima dengan muka masam,dan raut wajah yang marah2," tulis Amanda.
Merasa komunikasi tidak berjalan lancar, Tonan pun menunjukkan undangan wawancara tersebut. Namun, saat itu Tonan mengaku menerima perlakuan kurang menyenangkan.
"Dia menunjukan isi WA dan undangan yang tertulis bahwa dia diundang interview. Malah Disuruh membaca dengan jelas dan keras, Tonan sudah mengikuti. Sampai di tes dengan dipanggil dari jauh, wah TIDAK SOPAN..," tulis Amanda.
Baca juga: Gojek, Grab, Shopee, Lazada, Mana yang Paling Banyak Digunakan di Asia Tenggara?
Amanda menduga, para petugas sekuriti saat itu tengah mengetes kemampuan pendengaran Tonan.
"malah coba tes lagi, dipanggil, brertepuk tangan kencang-kencang, seolah-olah mengetes pendengarannya yang memang Tuli," lanjut Amanda.
Setelah itu, Amanda menyebutkan, suaminya justru diberi tahu bahwa tidak ada lowongan bagi penyandang tuli.
Berkaca dari peristiwa yang dialami suaminya, Amanda berharap, Grab Indonesia dapat memberikan akses dan fasilitas umum yang ramah disabilitas ke depannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.