Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihat Unggahan di Facebook, Orangtua Tunggal Asal Brebes Nekat Jadi PMI Ilegal

Kompas.com - 04/05/2022, 17:24 WIB
Muhammad Naufal,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Rita Sugiarti (36), perempuan asal Brebes, Jawa Tengah, mengaku tertarik menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) non-prosedural atau ilegal usai melihat sebuah unggahan di media sosial Facebook.

Rita mengatakan, saat ini akun Facebook yang mengunggah iklan PMI ilegal itu sudah tidak aktif lagi.

"Tahu lowongan (PMI ilegal) dari Facebook, tapi akun yang nge-upload-nya sudah tidak aktif lagi," papar Rita, ditemui di tempat perlindungan (shelter) milik Badan Perlindungan PMI (BP2MI) di Kota Tangerang, Rabu (4/5/2022).

Baca juga: Belasan PMI Ilegal dari Malaysia Diamankan di Perairan Asahan Sumut

Setelah melihat unggahan lowongan PMI ilegal itu, Rita lantas tertarik untuk mendaftar.

Sebab, terdapat kalimat dalam unggahan itu yang membuatnya semakin tertarik mendaftarkan diri.

"Iya, katanya (unggahan), kamu kerja saja di Malaysia, nanti pulang senang," tuturnya.

Rita yang merupakan orangtua tunggal lantas tergiur.

"Saya kan single parent, jadi saya tergiur," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Rita mengira bahwa saat memiliki paspor, maka dirinya tergolong sebagai PMI yang legal.

Selain itu, paspor yang dibuatkan oleh agensi PMI ilegal tersebut ternyata palsu.

"Saya baru sekali jadi TKW (tenaga kerja wanita). Saya kira kalau sudah punya paspor, itu sah sebagai PMI. Ternyata paspornya paspor palsu," paparnya.

Sebelumnya, Rita mengaku tiba di Malaysia sebagai PMI pada November 2021. Setibanya di Malaysia, ia bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

Namun, selama lima bulan bekerja, Rita tak kunjung mendapat gaji.

Ia lantas menuntut gajinya ke sang majikan dan hendak melaporkan soal tak mendapat gaji ke agensi PMI ilegalnya. Alih-alih mendapat haknya, Rita justru dianiaya majikannya.

Baca juga: PMI yang Sempat Terkatung-katung di Turki Akan Dapat Bantuan Sembako hingga Modal Usaha

Rita kemudian diantar adik majikannya ke pinggir jalan di Malaysia pada 14 April 2022. Saat itu, orang yang mengantarnya menyebut bahwa Rita bakal dijemput sopir taksi.

Rita menunggu di pinggir jalan mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Nihil sopir taksi yang menjemputnya.

"Terus saya diantar akhirnya sama sopir Grab, orang Melayu, ke kedutaan Indonesia. Di kedutaan saya ditanya kok bisa sampai di sini, dan lain-lain," paparnya.

Rita lalu kembali ke Indonesia pada 27 April 2022. Sempat karantina kesehatan, ia lalu diantar ke shelter BP2MI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com