Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investigasi Hepatitis Akut, Dinkes DKI Pantau Semua Pasien yang Gejalanya Mirip

Kompas.com - 06/05/2022, 11:02 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus mendalami kasus hepatitis akut misterius yang telah merenggut nyawa tiga anak di ibu kota.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, investigasi ini dilakukan dengan memantau kondisi seluruh pasien di fasilitas kesehatan yang punya gejala mengarah pada hepatitis. 

"Kewaspadaan itu dilakukan di semua rumah sakit, puskesmas dan klinik," kata Dwi Oktavia kepada Kompas.com, Jumat (6/4/2022).

Baca juga: 3 Kasus Kematian Diduga akibat Hepatitis Akut Misterius, Ini Informasi yang Berhasil Terhimpun

Gejala yang mengarah kepada hepatitis diantaranya kulit menunging, sakit perut, muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna kuning tua, hingga gangguan pada fungsi hati. 

Dinkes DKI sudah meminta fasilitas kesehatan untuk segera melakukan tes pada semua pasien yang bergejala. 

Jika masuk dalam golongan hepatitis A, B, C, D dan E, berarti pasien masih tergolong aman karena penyakit itu sudah lama terdeteksi dan ada obatnya. 

"Tapi kalau tidak termasuk hepatitis A-E, sementara si pasien itu mengalami gejala mirip hepatitis, itu yang perlu dievaluasi lebih lanjut," kata Dwi.

Baca juga: Gejala-gejala Hepatitis Akut Menyerang Anak yang Harus Diwaspadai

Sejauh ini, Dwi mengaku pihaknya belum menemukan lagi pasien suspek hepatitis akut diluar ketiga anak yang telah meninggal dunia. 

Melalui investigasi ini, Dwi berharap, penyebab penyakit hepatitis akut yang masih misterius itu bisa segera terungkap.

Sebelumnya diberitakan, tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dengan dugaan hepatitis akut meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda selama rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022. 

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ketiga pasien itu merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

 

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini, kata dia, adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Baca juga: Dilaporkan Ada 4 Tambahan Kasus Diduga Hepatitis Akut di Luar Jakarta

 

Saat ini, Kemenkes sedang melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.

Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, hingga penurunan kesadaran, kata Nadia, agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Sejak informasi itu dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO, kata dia, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com