JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk memilih makanan yang bersih guna mencegah penularan virus yang bisa menyebabkan hepatitis akut.
Imbauan ini disampaikan Kepada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Dwi Oktavia terkait munculnya penyakit hepatitis akut ‘misterius’ yang dilaporkan sudah merenggut nyawa 3 anak di ibu kota.
“Masyarakat harus tingkatkan higienitas, kalau makan atau jajan tentu pilih makanan yang bersih dan dimasak sempurna,” kata Dwi kepada Kompas.com, Jumat (6/5/2022).
Baca juga: Investigasi Hepatitis Akut, Dinkes DKI Pantau Semua Pasien yang Gejalanya Mirip
Dwi mengatakan, sampai saat ini penyebab penularan hepatitis akut misterius memang belum diketahui secara pasti.
Namun berkaca pada penyakit hepatitis A, B, C, D dan E yang sudah ada sebelumnya, maka penularan virus yang menyebabkan penyakit ini adalah melalui saluran pencernaan.
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun meminta masyarakat rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, khususnya sebelum makan.
Jika hendak menyimpan makanan juga harus selalu di tempat yang tertutup sehingga tak bisa dijangkau oleh serangga.
"Pilih makanan yang sehat, yang aman, yang kemudian tidak tercemar bakteri gara-gara misalnya sudah dihinggapi lalat,” kata dia.
“Lalu jangan menggunakan alat makan secara bersama-sama," sambungnya.
Baca juga: Dilaporkan Ada 4 Tambahan Kasus Diduga Hepatitis Akut di Luar Jakarta
Dwi menambahkan, pihaknya masih terus mendalami kasus hepatitis akut misterius ini dengan memantau kondisi seluruh pasien di fasilitas kesehatan yang punya gejala mengarah pada hepatitis.
Gejala yang mengarah kepada hepatitis diantaranya kulit menunging, sakit perut, muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna kuning tua, hingga gangguan pada fungsi hati.
Dinkes DKI sudah meminta fasilitas kesehatan untuk segera melakukan tes pada semua pasien yang bergejala. Jika masuk dalam golongan hepatitis A, B, C, D dan E, berarti pasien masih tergolong aman karena penyakit itu sudah lama terdeteksi dan ada obatnya.
"Tapi kalau tidak termasuk hepatitis A-E, sementara si pasien itu mengalami gejala mirip hepatitis, itu yang perlu dievaluasi lebih lanjut," kata Dwi.
Baca juga: Ini Penjelasan Kemenkes soal Meninggalnya Tiga Anak akibat Diduga Hepatitis Akut
Sebelumnya diberitakan, tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dengan dugaan hepatitis akut meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda selama rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ketiga pasien itu merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini, kata dia, adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Saat ini, Kemenkes sedang melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: Kemenkes: Tak Ada Kaitan Hepatitis Akut dengan Vaksinasi Covid-19
Sejak informasi mengenai hepatitis akut misterius ini dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO, kata dia, jumlah laporan terus bertambah. Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.