JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta belum menemukan adanya penambahan kasus suspek hepatitis akut misterius, yang sebelumnya dilaporkan telah merenggut nyawa 3 anak di Jakarta.
Meski begitu, pemantauan terhadap seluruh pasien yang mengalami gejala hepatitis terus dilakukan agar tak kecolongan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, ia sudah meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk melakukan tes pada semua pasien yang mengalami gejala hepatitis.
Gejala yang mengarah kepada hepatitis diantaranya kulit menunging, sakit perut, muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna kuning tua, hingga gangguan pada fungsi hati.
Jika masuk dalam golongan hepatitis A, B, C, D dan E, berarti pasien masih tergolong aman karena penyakit itu sudah lama terdeteksi dan ada obatnya.
"Tapi kalau tidak termasuk hepatitis A-E, sementara si pasien itu mengalami gejala mirip hepatitis, itu yang perlu dievaluasi lebih lanjut," kata Dwi kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2022).
Namun Dwi mengkalim sejauh ini pihaknya belum menemukan lagi kasus suspek hepatitis akut.
"Suspek beneran dalam artian hepatitis A-E nya negatif tapi dia alami gejala, kita belum temukan karena pemeriksaan masih ongoing," katanya.
Dwi pun berpesan agar masyarakat menerapkan pola makan bersih untuk menghindari tertular hepatitis akut yang penyebabnya masih misterius ini.
Berkaca pada penyakit hepatitis A, B, C, D dan E yang sudah ada sebelumnya, maka penularan virus yang menyebabkan penyakit ini adalah melalui saluran pencernaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.