Bagaimana tidak, selama dua tahun pemerintah melarang mudik akibat pandemi Covid-19. Jumlah perjalanannya menjadi sedikit sehingga ia memiliki banyak waktu untuk istirahat.
Sekalipun ia harus menempuh perjalanan, arus lalu lintas terbilang lancar sehingga tidak kelelahan di jalan. Menyetir seolah tak terasa. Tiba-tiba sudah sampai.
Tetapi tahun ini, situasi seolah kembali seperti saat sebelum pandemi. Pemerintah memperbolehkan mudik sehingga mobilitas orang menjadi sangat tinggi dan menyebabkan macet di mana-mana.
Ia pun sempat terjebak macet saat mengantar penumpang ke Jakarta pada Kamis (8/5/2022).
"Biasanya dari rumah makan (di Jepara) itu jam 22.00 WIB. Nah, jam 04.00 WIB sudah sampai. Tapi nyatanya malah sampai sini jam 09.00 WIB. Jadi ada keterlambatan kurang lebih lima jam," ujar Maryanto.
Maryanto tidak kesal dengan situasi tersebut. Sebagai seorang sopir kawakan, ia memiliki filosofi bahwa macet adalah kawan perjalanan.
Bagaimanapun juga, seorang kawan akan selalu mengiringi perjalanan, bukan?
Selama 40 tahun di dunia sopir bus antar kota antar provinsi, Maryanto tentu sudah banyak merasakan asam garam jalanan.
Pengalamannya yang unik-unik sangat menarik untuk diceritakan kembali.
Suatu ketika, ia pernah mendapati salah satu penumpangnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Pernah ada penumpang yang meninggal dunia. Enggak tahu kenapa. Jadi kita langsung bawa ke rumah sakit," kata Maryanto.
Lain waktu lagi, Maryanto juga pernah dihadapkan pada situasi darurat saat tengah menempuh perjalanan.
Salah satunya adalah pernah mendapati penumpangnya hendak melahirkan.
"Pernah dua kali, penumpang saya mau melahirkan. Sudah pendarahan begitu. Semua penumpang panik di sana. Waktu di Kudus sama Semarang waktu itu," kenang dia.
Mengetahui keadaan darurat demikian, Maryanto dengan cekatan mencari rumah sakit terdekat. Ia dan sejumlah penumpang pun membantu membawa wanita hamil tersebut hingga ke ruang perawatan.
"Iya langsung kita belok ke rumah sakit. Satu bus ikut semua. Habis itu, dia digotong ke dalam, pakai kasur roda itu," kenang Maryanto.
Setelah memastikan penumpangnya ditangani dengan aman, Maryanto pun kembali memutar balik armadanya dan melanjutkan perjalanan mengantarkan sisa penumpang yang ada.
Kini, meski sudah berusia lanjut, Maryanto belum memastikan kapan ia akan berhenti dari pekerjaan yang sangat dicintainya ini.
Sejauh ini, Maryanto masih sangat menikmati perjalanannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.