Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sopir Bus AKAP...dari Jarang Pulang, Filosofi Macet, Hingga Selamatkan Ibu Hamil

Kompas.com - 08/05/2022, 14:47 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hidup di jalan. Begitulah gambaran aktivitas Maryanto (64) sehari-hari.

Sebagai seorang sopir bus PO New Shantika dengan rute Jakarta-Jepara, ia sudah biasa menghabiskan waktu perjalanan selama berjam-jam setiap harinya.

Dijumpai Kompas.com pada Sabtu (8/5/2022) sore di Terminal Grogol, ia mengaku, sudah 40 tahun menjalani profesinya ini.

Ia memulai karier sebagai pengantar penumpang sejak usia 24 tahun.

Sejak saat itu, kehidupan di jalan pun ia mulai. Biasanya, Maryanto pulang ke rumah setiap dua hari sekali.

"Sopir bus kayak saya itu biasanya pulang dua hari sekali. Rumahnya (saya) kebetulan di Jepara. Jadi setibanya di sana, langsung istirahat di rumah," ujar Maryanto.

Baca juga: Hikayat Mudik di Indonesia...

Sementara, ketika usai mengantarkan penumpang ke Jakarta, Maryanto memilih beristirahat di tempat peristirahatan untuk sopir di terminal tujuan.

Tidur beberapa jam sembari menunggu penumpang, kemudian ia akan langsung kembali menyetir bus ke Jepara.

"Biasanya pulang pergi memakan waktu dua hari kalau cuma ke Jawa Tengah," kata dia.

Di usianya kini yang tidak muda lagi, dalam satu bulan, Maryanto hanya mampu menempuh 15 hingga 20 kali perjalanan.

Berbeda dibandingkan ketika masih muda dahulu. Dalam satu bulan, ia bisa menempuh 20 hingga 25 perjalanan pulang pergi Jakarta-Jepara.

"Kalau seumuran saya sudah tua, pas puasa sudah dapet 20 hari (maksimal), sudah istirahat saya. Enggak mau ngoyo," kata Maryanto.

Ia menyadari fisiknya sudah tidak muda lagi. Ia pun lebih memilih untuk berkumpul bersama keluarga, termasuk ketika Idul Fitri 1443 Hijriah lalu.

Momen seperti itu nyaris tak pernah dikecapnya ketika masih muda dahulu.

Mudik Lebaran 2022

Pada periode libur Lebaran 2022 ini, Maryanto mengaku, seolah menemukan rutinitasnya kembali sebagai seorang sopir bus.

Bagaimana tidak, selama dua tahun pemerintah melarang mudik akibat pandemi Covid-19. Jumlah perjalanannya menjadi sedikit sehingga ia memiliki banyak waktu untuk istirahat.

Baca juga: Libur Lebaran, Sopir Bus AKAP di Terminal Kalideres Malah Mengaku Pendapatan Turun 50 Persen Dibanding 2019

Sekalipun ia harus menempuh perjalanan, arus lalu lintas terbilang lancar sehingga tidak kelelahan di jalan. Menyetir seolah tak terasa. Tiba-tiba sudah sampai. 

Tetapi tahun ini, situasi seolah kembali seperti saat sebelum pandemi. Pemerintah memperbolehkan mudik sehingga mobilitas orang menjadi sangat tinggi dan menyebabkan macet di mana-mana.

Ia pun sempat terjebak macet saat mengantar penumpang ke Jakarta pada Kamis (8/5/2022).

"Biasanya dari rumah makan (di Jepara) itu jam 22.00 WIB. Nah, jam 04.00 WIB sudah sampai. Tapi nyatanya malah sampai sini jam 09.00 WIB. Jadi ada keterlambatan kurang lebih lima jam," ujar Maryanto.

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/5/2022). Ruas jalan arteri Kalimalang arah Bekasi terpantau mengalami kepadatan kendaraan hingga sekitar empat kilometer imbas dari diberlakukannya sistem satu jalur (one way) di Tol Jakarta-Cikampek.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/5/2022). Ruas jalan arteri Kalimalang arah Bekasi terpantau mengalami kepadatan kendaraan hingga sekitar empat kilometer imbas dari diberlakukannya sistem satu jalur (one way) di Tol Jakarta-Cikampek.

Maryanto tidak kesal dengan situasi tersebut. Sebagai seorang sopir kawakan, ia memiliki filosofi bahwa macet adalah kawan perjalanan.

Bagaimanapun juga, seorang kawan akan selalu mengiringi perjalanan, bukan?

Pengalaman tak terlupa

Selama 40 tahun di dunia sopir bus antar kota antar provinsi, Maryanto tentu sudah banyak merasakan asam garam jalanan.

Pengalamannya yang unik-unik sangat menarik untuk diceritakan kembali.

Suatu ketika, ia pernah mendapati salah satu penumpangnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

"Pernah ada penumpang yang meninggal dunia. Enggak tahu kenapa. Jadi kita langsung bawa ke rumah sakit," kata Maryanto.

Baca juga: Kisah Sopir Bus di Terminal Kalideres: Jalankan Pekerjaan di Malam Takbiran, Antarkan Penumpang Rayakan Lebaran

Lain waktu lagi, Maryanto juga pernah dihadapkan pada situasi darurat saat tengah menempuh perjalanan.

Salah satunya adalah pernah mendapati penumpangnya hendak melahirkan.

"Pernah dua kali, penumpang saya mau melahirkan. Sudah pendarahan begitu. Semua penumpang panik di sana. Waktu di Kudus sama Semarang waktu itu," kenang dia.

Mengetahui keadaan darurat demikian, Maryanto dengan cekatan mencari rumah sakit terdekat. Ia dan sejumlah penumpang pun membantu membawa wanita hamil tersebut hingga ke ruang perawatan.

"Iya langsung kita belok ke rumah sakit. Satu bus ikut semua. Habis itu, dia digotong ke dalam, pakai kasur roda itu," kenang Maryanto.

Setelah memastikan penumpangnya ditangani dengan aman, Maryanto pun kembali memutar balik armadanya dan melanjutkan perjalanan mengantarkan sisa penumpang yang ada.

Kini, meski sudah berusia lanjut, Maryanto belum memastikan kapan ia akan berhenti dari pekerjaan yang sangat dicintainya ini.

Sejauh ini, Maryanto masih sangat menikmati perjalanannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com