Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Driver" Ojol Diajak Berhubungan Seks oleh Calon Penumpang, Gojek Siap Beri Bantuan Hukum

Kompas.com - 09/05/2022, 07:50 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President (VP) Corporate Affairs Gojek Teuku Parvinanda mengungkapkan, jajarannya sedang mendalami laporan pengemudi ojek online (ojol) yang diduga mengalami pelecehan seksual oleh calon penumpang.

Untuk diketahui, pria pengemudi ojol di Jakarta Selatan berinisial J mengaku diajak berhubungan seksual oleh calon penumpangnya yang diduga laki-laki.

Pelecehan seksual terjadi melalui pesan singkat pada aplikasi ojek online pada Jumat (6/5/2022).

Baca juga: Nekat Ajak Pengemudi Ojol Berhubungan Seks, Pria Ini Langsung Ciut Saat Akan Dilaporkan ke Polisi

"Saat ini, kami tengah melakukan investigasi lebih dalam terhadap laporan tersebut," kata Teuku saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/5/2022).

Menurut Teuku, kenyaman dan keselamatan mitra pengemudi ojol dan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi Gojek.

Dia menambahkan, sesuai ketentuan yang berlaku, Gojek akan melakukan pemutusan akun apabila pelanggan terbukti bersalah.

"Kami akan mengambil tindakan tegas hingga sanksi pemutusan akun apabila pelanggan terbukti melakukan tindakan pelecehan kepada mitra," kata dia.

Teuku mengatakan, Gojek akan memberikan bantuan yang dibutuhkan pengemudi ojol tersebut, yakni bantuan pengobatan apabila J mengalami trauma dan bantuan pendampingan hukum.

Baca juga: Pengemudi Ojol Kaget Diajak Berhubungan Seks oleh Calon Penumpangnya

"Bantuan mencakup tindakan medis untuk pemeriksaan fisik, pengobatan, serta layanan pendampingan oleh psikiater sebagai bahan dari proses penyembuhan trauma," ucap Teuku.

"Selain itu, Gojek juga siap melakukan pendampingan hukum apabila korban merasa kasus ini harus diselesaikan di jalur hukum," sambung dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria pengemudi ojol berinisial J diajak untuk berhubungan intim oleh calon penumpangnya melalui aplikasi pesan singkat pada aplikasi ojek online tersebut, Jumat (6/5/2022).

J mengatakan, pada siang itu ia awalnya mencari penumpang seperti biasa.

"Saya awalnya iseng nyalain aplikasi di Pasar Minggu habis dari rumah teman. Terus dapat order ke arah Cipete Utara. Saya klik dan diterima orderannya," kata J kepada Kompas.com, Jumat sore.

Baca juga: One Way hingga Contraflow Berakhir, Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kembali Normal

J mengatakan, calon penumpang itu mengakui lewat percakapan di aplikasi bahwa ordernya bodong.

Calon penumpang berinisial R itu lalu mengajak berhubungan badan.

Lantas J menanggapi pelecehan itu dengan mengajak R ke kantor polisi.

"Lalu saya balas chat-nya, 'Ayo ke polsek terdekat saja. Selamat Anda terlacak dan masuk Daftar Pencarian Orang'. Eh enggak dibalas," kata J.

"Dia takut, di-cancel sendiri ordernya. Itu tadi order transportasi bukan food," lanjut J.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com