Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Bocah 4 Tahun Tewas Tenggelam di Taman Herbal Insani Depok Menurut Pengelola

Kompas.com - 09/05/2022, 19:28 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Bocah berinisial MI (4) tewas tenggelam di Kolam Renang Taman Herbal Insani, Duren Seribu, Bojongsari, Depok, pada Jumat (6/5/2022) lalu.

Manager Pengembang dan Pengawas Internal Taman Herbal Insani, Hendro Triatmojo, mengungkapkan kronologi korban tewas tenggelam di kolam renang tersebut.

"Kami sebagai manajemen juga tidak menginginkan musibah ini terjadi. Kami sudah memagar juga ada antara wahana kolam permainan anak dan kolam dewasa itu kami pagar ya," kata Hendro saat ditemui di Taman Herbal Insani, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Bocah 4 Tahun Tewas Tenggelam di Kolam Renang Kawasan Depok

Namun, kata Hendro, korban menerobos pagar pembatas antara kolam renang anak dengan dewasa.

Korban menceburkan diri ke kolam renang dengan kedalaman 120 sentimeter tanpa ada yang mengetahui.

"Si anak ini (korban) menerobos dari pagar pembatas antara kolam anak dan dewasa, terus jauh dari pantauan. Akhirnya langsung masuk kolam dewasa yang kurang lebih kedalaman 120 sentimeter," ujar Hendro.

Baca juga: Bocah 4 Tahun Tewas Tenggelam di Taman Herbal Insani, Tempat Wisata Itu Kini Tutup Sementara

Lebih lanjut, Hendro menuturkan, sebelum kejadian, pengelola telah mengingatkan pengunjung untuk mengosongkan area kolam renang sebelum para lifeguard laki-laki menjalankan shalat jumat.

"Situasi saat itu di kolam dewasa, karena setiap hari Jumat itu kami melakukan shalat jumat secara bersama untuk kaum laki-lakinya sekitar pukul 11.30 WIB, kami sudah announcement ke seluruh pengunjung bahwa kolam ini harus dikosongkan hingga jam 1 siang," sambungnya.

Namun, setelah pengumuman untuk mengosongkan kolam renang disampaikan, masih ada empat pengunjung yang berada di wahana kolam air.

Baca juga: Bocah Tewas Tenggelam, Polisi Sebut Lifeguard Taman Herbal Insani Depok Tak Punya Kompetensi

Hendro menyebutkan, saat itu ada seorang pengunjung yang melihat korban terjun ke kolam dewasa.

"Sisa empat pengunjung di sini (di kolam renang). Pas (korban) turun ke bawah (kolam dewasa) itu ada satu bapak-bapak pengunjung di depan beliau (korban), tetapi mungkin tidak menghiraukan itu siapa yang terjun. Dan pengunjung sama pengunjung mungkin enggak saling peduli," ungkap Hendro.

Kemudian, setelah beberapa menit korban terjun ke kolam dewasa, kata Hendro, pengelola melakukan evakuasi penyelamatan sesuai standar cardiopulmonary resuscitation (CPR) yang merupakan prosedur pertolongan pertama untuk menyelamatkan pasien henti jantung.

Baca juga: Sedang Turunkan Penumpang, Bus Transjakarta Ditabrak Mobil di Halte Pasar Kramatjati

"Setelah terjun antara satu hingga dua menit, baru kami temukan di bawah, kami angkat terus kami mencoba melakukan penyelamatan sesuai SOP CPR, kami lakukan bantuan napas, masih berdenyut, langsung kami larikan ke klinik terdekat," tuturnya.

Namun, keterbatasan alat di klinik mengharuskan korban untuk dirujuk ke rumah sakit di bilangan Jalan Raya Baru. Namun, korban tak bisa diselamatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com