JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Kota masih jadi magnet bagi pencari kerja dari berbagai daerah, khususnya setelah kasus Covid-19 kini melandai.
Jumlah pendatang baru pasca-Lebaran diprediksi mencapai 50.000 orang atau bakal menyentuh angka 200.000 orang di akhir tahun nanti.
Kemampuan dan mental dibutuhkan untuk berkompetisi di saat masih ada warga Jakarta yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi.
Baca juga: Usai Lebaran, Warga Pendatang Baru di Jakarta Selatan Diprediksi Mencapai 50.000
Selasa (10/5/2022) siang, bus antarkota antarprovinsi hilir mudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Sambil celangak-celinguk, Adarian (17) menghubungi kenalan yang akan mengantarnya ke kawasan Citra 7 di Kalideres, Jakarta Barat.
Menurut rencana, pemuda asal Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini akan bekerja menjaga empang milik juragan di Citra 7 dengan upah Rp 1,1 juta per bulan.
”Ditawarin teman jaga empang. Lumayan gajinya gede ketimbang di kampung susah cari kerja,” ujar lulusan SMP yang putus sekolah ketika menginjak bangku kelas II SMA itu, dilansir dari Kompas.id.
Sebelum ke Ibu Kota, dia sempat bekerja sebagai pencuci kendaraan bermotor di Pandeglang.
Pekerjaan dengan upah Rp 10.000 per sepeda motor dan Rp 20.000 per mobil itu hanya dilakoninya sebentar karena ingin mencari pengalaman di kota.
Baca juga: Tak Ada Operasi Yustisi untuk Pendatang Baru, Pemprov DKI: Jakarta untuk Semua
Petualangan pertamanya ke Jakarta dimulai tahun 2021 sebagai pekerja konveksi selama dua bulan.
Di situ ia merasakan ”capek bukan main” lantaran sering begadang untuk lembur tanpa kenaikan upah.
Ia kemudian pulang kampung dan menjadi kuli panggul pasir di Kota Serang.
Pekerjaan ini juga hanya sebentar dijalaninya karena tidak tahan teriknya matahari dan bayarannya hanya Rp 50.000 per satu pikap.
”Makanya, saya tidak pikir panjang untuk terima tawaran kerja di empang,” katanya sembari merokok dan mengecek gawai.
Bagi jejaka yang dulu bercita-cita jadi atlet voli itu, upah dan mendapat tempat tinggal dekat empang sudah cukup untuk meringankan beban orangtua, serta dua adiknya yang masih SD dan usia balita.
Kondisi itu membuatnya menyisihkan Rp 500.000 untuk mereka setiap bulannya.
Baca juga: Pasien Suspek Hepatitis Akut di RS Swasta Bekasi adalah Warga Jakarta