Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periksa 2.069 Ekor Ternak, Pemkot Jaktim Belum Temukan Gejala PMK

Kompas.com - 13/05/2022, 13:23 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Timur melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) terus melakukan pengecekan terhadap ternak guna mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

Tercatat, hingga Jumat (13/5/2022), ada 2.069 ekor ternak yang diperiksa petugas kesehatan hewan dari Sudin KPKP Jakarta Timur.

"Dari total 2.069 ekor hewan ternak yang diperiksa, rinciannya adalah sapi 680 ekor, kerbau tiga ekor, kambing 896 ekor dan domba 490 ekor," ujar Plt Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur, Ali Nurdin, dalam keterangannya, Jumat.

Baca juga: Periksa 75 Sapi di Depok, DKP3 Tidak Temukan Hewan yang Terjangkit Wabah PMK

Dari total tersebut, kondisi seluruh ternak yang diperiksa dalam keadaan sehat dan tidak ditemukan gejala klinis yang mengarah pada penyakit PMK.

Pemeriksaan ternak dilaksanakan di 65 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan di Jakarta Timur dan sudah dimulai sejak pada Senin (9/5/2022) lalu.

"Pemeriksaan masih akan terus dilakukan karena menjelang Lebaran Idul Adha, banyak hewan kurban masuk ke Jakarta dari berbagai daerah di Indonesia," ujar Ali.

Baca juga: Profesour Unair: Hewan yang Kena Wabah PMK Aman Dikonsumsi

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum menemukan sapi yang terinfeksi PMK di ibu kota.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, saat meninjau tempat penggemukan sapi potong di kawasan Industri Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (12/5/2022).

"Setiap hari kami dapat laporan, hasil pantauan lapangan, (sapi) dalam kondisi terkendali dan sehat layak dipotong," ujar Suharini, kepada wartawan.

Namun, jika Pemprov DKI menemukan indikasi sapi terpapar PMK, ternak tersebut akan dikarantina selama 14 hari.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ratusan ternak di Jawa Timur. Penyakit menular ini menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap penyakit mulut dan kuku berada pada level ringan dengan tingkat risiko rendah. Dengan demikian, ia berharap wabah penyakit bisa ditangani secara cepat.

“Hari ini kita harus berhadapan dengan PMK (penyakit mulut dan kuku), tetapi mudah-mudahan PMK ini adalah PMK yang levelnya ringan, yang mutasi atau tingkat penyebarannya tidak terlalu tinggi dan tingkat kematiannya pada hewan rendah," ujar Syahrul seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).

Meski penyakit ini terkonfirmasi dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, namun PMK dipastikan tidak berisiko terhadap kesehatan manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com