Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hepatitis Akut Misterius, Orangtua Mengaku Takut karena Kasusnya Makin Banyak

Kompas.com - 13/05/2022, 14:25 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aisyah (33) mengaku takut dengan kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang menyebar belakangan ini.

Apalagi, Aisyah kini memiliki seorang anak berumur 6 tahun yang usianya rentan terpapar  penyakit radang hati itu.

"Takut. Kasusnya katanya sudah makin banyak. Khawatir banget karena anakku range umurnya (yang banyak terkena hepatitis akut)," ujar Aisyah kepada Kompas.com, Jumat (22/5/2022).

Baca juga: Masyarakat Jakarta Utara Diminta Segera Lapor jika Rasakan Gejala Hepatitis Akut Misterius

Selain khawatir dan takut, Aisyah juga mengaku masih bingung bagaimana mencegah dan menangani penyakit tersebut.

Bahkan sepengetahuannya, apabila terkena penyakit tersebut harus ditangani dengan melakukan transpalantasi hati.

"Masih bingung, kalau ketahuan lebih awal penanganannya bagaimana? Soalnya yang digembar-gembor hanya cuci tangan pakai sabun dan jangan berbagi alat makan," kata dia.

Baca juga: 163 Anak di Inggris Kena Hepatitis Akut Misterius, 11 Butuh Transplantasi Hati

Ditambah lagi, kata Aisyah, gejala awal hepatitis akut tersebut mirip dengan hepatitis biasa.

Hal itu pun membuat Aisyah semakin ketakutan, apalagi pandemi Covid-19 pun masih terus menghantui.

"Saya harap informasi soal alur penanganannya segera diberitahukan ke masyarakat, pencegahan, gejala, kalau kejadian kita harus bagaimana dan kemana, kegawatannya gimana," ucap dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, dari 21 dugaan kasus hepatitis akut yang ditemukan di Jakarta, mayoritas berusia di bawah 16 tahun.

"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," ujar Riza dalam keterangan, Kamis (12/5/2022).

Sedangkan tujuh orang lainnya, kata Riza, berusia di atas 16 tahun lebih.

Riza menjelaskan 14 orang yang berusia kurang dari 16 yahun tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis.

"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan Hepatitis A-E sehingga semua masih berstatus pending clasification," tutur Riza.

Sedangkan tujuh orang lain berusia 16 tahun lebih, sehingga tidak masuk kriteria WHO sebagai kewaspadaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

Untuk mengantisipasi kasus tersebut terus meluas, Pemprov DKI Jakarta memerintahkan seluruh jajaran tenaga kesehatan di tingkat rumah sakit dan puskesmas untuk melaporkan perkembangan penyakit hepatitis yang terdata.

Begitu juga dengan jajaran administrasi Pemprov DKI Jakarta di tingkat adminstriasi Kota/Kabupaten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com