JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah dan pemerintah daerah berhati-hati dalam menyampaikan kebijakan lepas masker di area terbuka.
"Penyampaian kebijakan lepas masker ini kita harus hati-hati. Terutama menarasikanya. Jangan sampai membangun euphoria atau percaya diri berlebihan yang akhirnya membuat kita abai dan merugikan kita sendiri," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (20/5/2022).
Baca juga: Penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta Masih Diwajibkan Pakai Masker
Ia mengatakan sejatinya kombinasi antara penggunaan masker dan vaksinasi terbukti ampuh mengurangi angka penularan Covid-19.
Karena itu, jangan sampai kebiasaan masyarakat yang sudah cukup baik dalam menggunakan masker tiba-tiba hilang. Sebabnya, kebiasaan itu dibutuhkan jika nantinya terjadi peningkatan kasus Covid-19 atau muncul pandemi lainnya yang penularannya melalui udara.
"Artinya harus disampaikan kepada publik seara tepat. Komunikasi risiko itu harus memadai untuk publik," lanjut Dicky.
Adapun sebelumnya Presiden Joko Widodo telah mengumumkan untuk melonggarkan aturan penggunaan masker. Jokowi mengatakan, masyarakat diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan yang tidak padat.
"Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," ujar Jokowi dalam keterangan video pada Selasa.
Baca juga: Satgas: Pelonggaran Bukan Berarti Bebas Tak Pakai Masker di Berbagai Situasi
Dalam pengumumannya, Presiden juga memberikan penjelasan mengenai siapa saja yang disarankan tetap memakai masker.
"Bagi masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia, atau memiliki penyakit komorbid maka saya tetap menyarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas," ujar Jokowi.
"Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek maka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.